PT Wijaya Karya Beton, anak perusahaan PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), menargetkan bakal menjadi perusahaan terbuka pada 2014. Perusahaan berencana menggelar penawaran umum perdana saham (Initial Public Offering/IPO) yang diharapkan berlangsung pada Maret mendatang.
"Kami berharap bisa menjual Wika Beton ini dengan harga premium," ujar Direktur PT WIjaya Karya Tbk, Ganda Kusuma di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Kamis (28/11/2013).
Ganda mengungkapkan Wika Beton telah merancang pembangunan sebuah pabrik di Lampung guna mendorong peningkatan dan pertumbuhan bisnisnya. Tak hanya itu, perusahaan juga telah memiliki kerjasama dengan perusahaan baja, PT PT Krakatau Steel Tbk.
Selain Wika Beton, WIKA melaporkan anak usahanya lainnya yaitu Wika Realty juga tengah menggarap 24 proyek yang tersebar di berbagai pulau besar di tanah air. Dengan berbagai proyek yang dimilikinya, Wika Realty diharapkan bisa menjadi perusahaan yang lebih besar.
Wika Realty dilaporkan mencatat laba bersih pada tahun ini sebesar Rp 90 miliar dan akan terus meningkat pada tahun depan. "Tahun depan diharapkan bisa tembus Rp 100 miliar," tandasnya.
Penyerapan Capex
Pada bagian lain, Ganda mengungkapkan realisasi penyerapan belanja modal (Capital Expenditure/Capex) hingga akhir tahun bakal menembus Rp 480 miliar. Penyerapan tersebut tak hanya berasal dari induk perusahaan melainkan juga anak perusahaan.
WIKA berharap bisa mengantongi kontrak pada tahun ini sebesar Rp 38,87 triliun atau naik 21,15% terhadap realisasi 2012. Perolehan kontrak ini termasuk carry over dari 2012 sebesar Rp 18,2 triliun.
Komposisi perolehan kontrak baru WIKA tahun ini masih akan tetap didominasi oleh induk perusahaan dengan komposisi terhadap anak perusahaan sebesar 60% banding 40%. "Target penjualan kami tahun 2013, diluar proyek-proyek kerjasama sebesar Rp 11,86 triliun atau naik sebesar 20,8% terhadap realisasi tahun 2012," katanya.
Perusahaan konstruksi milik pemerintah ini menargetkan meraup laba bersih 2013 sebesar Rp 555 miliar atau naik 21,2% dari realisasi tahun 2012 sebesar Rp 457,86 miliar.
Target tersebut diyakini dapat tercapai terlihat dari pencapaian kontrak hingga Oktober 2013 yang mencapai Rp 34,38 triliun atau naik 118,26% dari tahun 2012. Hingga akhir bulan lalu, perusahaan melaporkan telah memenuhi 88,45% dari target kontrak 2013 sebesar Rp 38,87 triliun.(Dny/Shd)
"Kami berharap bisa menjual Wika Beton ini dengan harga premium," ujar Direktur PT WIjaya Karya Tbk, Ganda Kusuma di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Kamis (28/11/2013).
Ganda mengungkapkan Wika Beton telah merancang pembangunan sebuah pabrik di Lampung guna mendorong peningkatan dan pertumbuhan bisnisnya. Tak hanya itu, perusahaan juga telah memiliki kerjasama dengan perusahaan baja, PT PT Krakatau Steel Tbk.
Selain Wika Beton, WIKA melaporkan anak usahanya lainnya yaitu Wika Realty juga tengah menggarap 24 proyek yang tersebar di berbagai pulau besar di tanah air. Dengan berbagai proyek yang dimilikinya, Wika Realty diharapkan bisa menjadi perusahaan yang lebih besar.
Wika Realty dilaporkan mencatat laba bersih pada tahun ini sebesar Rp 90 miliar dan akan terus meningkat pada tahun depan. "Tahun depan diharapkan bisa tembus Rp 100 miliar," tandasnya.
Penyerapan Capex
Pada bagian lain, Ganda mengungkapkan realisasi penyerapan belanja modal (Capital Expenditure/Capex) hingga akhir tahun bakal menembus Rp 480 miliar. Penyerapan tersebut tak hanya berasal dari induk perusahaan melainkan juga anak perusahaan.
WIKA berharap bisa mengantongi kontrak pada tahun ini sebesar Rp 38,87 triliun atau naik 21,15% terhadap realisasi 2012. Perolehan kontrak ini termasuk carry over dari 2012 sebesar Rp 18,2 triliun.
Komposisi perolehan kontrak baru WIKA tahun ini masih akan tetap didominasi oleh induk perusahaan dengan komposisi terhadap anak perusahaan sebesar 60% banding 40%. "Target penjualan kami tahun 2013, diluar proyek-proyek kerjasama sebesar Rp 11,86 triliun atau naik sebesar 20,8% terhadap realisasi tahun 2012," katanya.
Perusahaan konstruksi milik pemerintah ini menargetkan meraup laba bersih 2013 sebesar Rp 555 miliar atau naik 21,2% dari realisasi tahun 2012 sebesar Rp 457,86 miliar.
Target tersebut diyakini dapat tercapai terlihat dari pencapaian kontrak hingga Oktober 2013 yang mencapai Rp 34,38 triliun atau naik 118,26% dari tahun 2012. Hingga akhir bulan lalu, perusahaan melaporkan telah memenuhi 88,45% dari target kontrak 2013 sebesar Rp 38,87 triliun.(Dny/Shd)