PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) berencana melunasi total hutang jatuh temponya pada 2018. Total hutang yang dimiliki perseroan mencapai sebesar US$ 716 juta per September 2013.
Hal itu disampaikan oleh Direktur PT Delta Dunia Makmur Tbk, Errinto Pardede ketika ditemui dalam acara paparan publik perseroan di Cyber 2 Tower, Jakarta, Jumat (29/11/2013).
"Kita memiliki total hutang sebesar US$ 716 juta. Total hutang itu akan jatuh tempo pada tahun 2018 nanti," tegasnya.
Adapun beberapa mekanisme yang akan dilakukan perseroan dalam melunasi hutang tersebut antara lain perseroan akan membayar sebesar US$ 50 juta pada 2013.
Pada 2014 mendatang perseroan membayar sebesar US$ 100 juta, sedangkan pada 2015 mendatang perseroan kembali membayar hutang sebesar US$ 100 juta.
"Tahun 2016-2018 perseroan akan melunasi hutang dengan jumlah yang besar, tidak seperti pembayaran utang pada tahun 2013-2015. Intinya pada tahun 2018 kita optimis total hutang kita akan lunas, soalnya total hutang itu juga jatuh tempo," tegasnya.
Errinto menuturkan, pihaknya akan melunasi utang itu dengan cara meningkatkan kinerja perseroan. Selama ini, perseroan telah menjalin kerja sama dengan beberapa klien yang sudah cukup lama seperti Berau Coal, Adaro, KPD, dan Bayan.
Untuk kerja sama dengan Adaro pada 2014 mendatang, perseroan dengan tahap negosiasi final kerja sama perpanjangan.
"Kalau untuk berapa lama perpanjangan kerjasama dan nilai kerjasamanya kita belum kasih tahu, kalau sudah ada keputusan finalnya kita akan umumkan. Sedangkan dengan KPC, kita sudah perpanjang kontrak sampai 2016. Tapi klien kita yang paling utama dan jangka waktunya masih lama yaitu Berau Coal," tutup Errinto.
Menurut Errinto, perseroan akan bekerja keras untuk melunasi total hutang yang jatuh temponya pada 2018 mendatang. Dalam kurun waktu lima tahun lagi, perseroan optimistis dapat melunasi hutangnya.
Berdasarkan laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), perseroan mencatatkan total liabilitas mencapai US$ 1,03 miliar pada 30 September 2013 dari periode 31 Desember 2012 senilai US$ 1,07 miliar.
Ekuitas perseroan turun menjadi US$ 82,9 juta pada 30 September 2013 dari periode 31 Desember 2012 senilai US$ 89,5 juta.
Pendapatan bersih perseroan turun menjadi US$ 540,57 juta hingga kuartal III 2013 dari periode sama tahun 2012 senilai US$ 627,63 juta. Rugi bersih perseroan mencapai US$ 13,33 juta hingga September 2013 dari posisi sama tahun 2012 senilai US$ 8,34 juta. (Dis/Ahm)
Hal itu disampaikan oleh Direktur PT Delta Dunia Makmur Tbk, Errinto Pardede ketika ditemui dalam acara paparan publik perseroan di Cyber 2 Tower, Jakarta, Jumat (29/11/2013).
"Kita memiliki total hutang sebesar US$ 716 juta. Total hutang itu akan jatuh tempo pada tahun 2018 nanti," tegasnya.
Adapun beberapa mekanisme yang akan dilakukan perseroan dalam melunasi hutang tersebut antara lain perseroan akan membayar sebesar US$ 50 juta pada 2013.
Pada 2014 mendatang perseroan membayar sebesar US$ 100 juta, sedangkan pada 2015 mendatang perseroan kembali membayar hutang sebesar US$ 100 juta.
"Tahun 2016-2018 perseroan akan melunasi hutang dengan jumlah yang besar, tidak seperti pembayaran utang pada tahun 2013-2015. Intinya pada tahun 2018 kita optimis total hutang kita akan lunas, soalnya total hutang itu juga jatuh tempo," tegasnya.
Errinto menuturkan, pihaknya akan melunasi utang itu dengan cara meningkatkan kinerja perseroan. Selama ini, perseroan telah menjalin kerja sama dengan beberapa klien yang sudah cukup lama seperti Berau Coal, Adaro, KPD, dan Bayan.
Untuk kerja sama dengan Adaro pada 2014 mendatang, perseroan dengan tahap negosiasi final kerja sama perpanjangan.
"Kalau untuk berapa lama perpanjangan kerjasama dan nilai kerjasamanya kita belum kasih tahu, kalau sudah ada keputusan finalnya kita akan umumkan. Sedangkan dengan KPC, kita sudah perpanjang kontrak sampai 2016. Tapi klien kita yang paling utama dan jangka waktunya masih lama yaitu Berau Coal," tutup Errinto.
Menurut Errinto, perseroan akan bekerja keras untuk melunasi total hutang yang jatuh temponya pada 2018 mendatang. Dalam kurun waktu lima tahun lagi, perseroan optimistis dapat melunasi hutangnya.
Berdasarkan laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), perseroan mencatatkan total liabilitas mencapai US$ 1,03 miliar pada 30 September 2013 dari periode 31 Desember 2012 senilai US$ 1,07 miliar.
Ekuitas perseroan turun menjadi US$ 82,9 juta pada 30 September 2013 dari periode 31 Desember 2012 senilai US$ 89,5 juta.
Pendapatan bersih perseroan turun menjadi US$ 540,57 juta hingga kuartal III 2013 dari periode sama tahun 2012 senilai US$ 627,63 juta. Rugi bersih perseroan mencapai US$ 13,33 juta hingga September 2013 dari posisi sama tahun 2012 senilai US$ 8,34 juta. (Dis/Ahm)