Sukses

[ULASAN PASAR] Rupiah Kembali Menekan IHSG

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah sekitar 1,4% selama sepekan periode 25 November-29 November 2013.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhirnya mampu ditutup menguat 22 poin ke level 4.256 pada Jumat pekan ini. Pergerakan indeks saham memang fluktuaktif dengan melemah 1,4% selama sepekan.

Nilai tukar rupiah tembus 12 ribu per dolar Amerika Serikat telah memberikan sentimen negatif ke bursa saham. Kebijakan Bank Indonesia (BI) untuk menaikkan suku bunga acuan tidak terlalu menolong pergerakan rupiah. Kebutuhan dolar semakin meningkat menjelang akhir bulan untuk membayar utang telah menekan rupiah.


Ditambah perbaikan ekonomi Amerika Serikat mulai membaik seperti data klaim pengangguran turun membuat spekulasi pengurangan stimulus moneter Amerika Serikat (tapering) akan dilakukan secepatnya. Hal itu membuat spekulasi investor asing akan menarik dananya dari negara berkembang untuk kembali ke Amerika Serikat.


Pelemahan rupiah ini memang berdampak ke sejumlah sektor saham khususnya sektor yang banyak menggunakan bahan baku impor. Sektor manufaktur pun mengalami tekanan pada pekan ini. Selain itu, kenaikan BI Rate juga masih berdampak negatif ke sektor saham keuangan.


Pelaku pasar cenderung menunggu rilis data ekonomi Indonesia pada pekan depan. Pemerintah Indonesia akan merilis data inflasi dan neraca transaksi perdagangan yang dikhawatirkan pelaku pasar saham akan memburuk. Hal itu berdampak ke bursa saham.


Apa yang sebenarnya terjadi dengan pergerakan indeks saham dalam sepekan? Sentimen apa saja yang mempengaruhinya? Berikut wawancara Liputan6.com dengan Research Analyst PT First Asia Capital, David Sutyanto: (Yas/Ahm)

Â