Sukses

Isu Tapering Makin Kencang Bikin IHSG Bergerak Volatile

Sentimen pengurangan stimulus moneter Amerika semakin kencang dilakukan pada akhir tahun ini membuat indeks saham bergerak di zona merah.

Menjelang akhir tahun 2013, sentimen pengurangan stimulus moneter Amerika Serikat (AS)  semakin menguat di bursa saham global termasuk bursa saham Indonesia. Hal itu berdampak terhadap pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

IHSG bergerak di kisaran 4.175-4.204 pada Jumat (6/12/2013). Laju IHSG memang cenderung mengalami tekanan pada semester kedua 2013. IHSG sempat tembus 3.837 di level terendah pada 28 Agustus 2013 dari level tertinggi 5.214 pada 20 Mei 2013.

Makro ekonomi Indonesia mulai nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar AS hingga tembus 12.000 per dolar AS, defisit neraca perdagangan dan transaksi berjalan masih besar memberikan sentimen negatif ke indeks saham.

Lalu kemarin malam, data ekonomi AS membaik dengan rilis Produk Domestik Bruto (PDB) AS naik 3,6% pada kuartal ketiga dari perkiraan awal 2,8%. Pertumbuhan ekonomi itu terkuat sejak kuartal pertama 2012. Klaim untuk tunjangan pengangguran turun 23 ribu ke 298 ribu dalam pekan terakhir pada 30 November 2013.

Membaiknya data-data ekonomi Amerika Serikat dalam beberapa pekan ini membuat spekulasi tapering akan cepat dilakukan pada Desember 2013.

"Ekonomi AS tumbuh lebih cepat dari perkiraan sehingga ditakutkan tapering lebih cepat. PDB AS tumbuh 3,6% dari target 2,8%," ujar Analis PT First Asia Capital, David Sutyanto.

David menambahkan, rupiah bergerak di kisaran 12.000 terhadap dolar AS juga memberikan tambahan sentimen negatif ke indeks saham.

Bank sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve akan mengadakan pertemuan pada 17-18 Desember ini. Pertemuan Oktober lalu menunjukkan pengurangan pembelian obligasi sekitar US$ 85 miliar akan dilakukan setelah ekonomi AS membaik.

Analis PT Buana Capital, Alfred Nainggolan menuturkan, isu pengurangan stimulus moneter AS memang telah berdampak ke bursa saham secara keseluruhan. Tapering tersebut akan membuat arus modal asing ke emerging market termasuk Indonesia akan kembali ke negara asalnya.

"Bila tapering itu berhenti maka likuiditas menjadi ketat. Asing akan menarik dananya di pasar modal dan surat utang negara (SUN), bila itu terjadi maka saham akan turun dan imbal hasil SUN akan naik, dampak itu menjadi ketakutan pelaku pasar," ujar Alfred, saat dihubungi Liputan6.com, Jumat (6/12/2013).

Alfred mengatakan, rencana pengurangan stimulus moneter ini telah dirasakan sejak awal semester kedua 2013. Hal itu terlihat dari IHSG sempat tembus ke 5.200 pada Mei 2013, lalu terus mengalami tekanan hingga ke level 4.400. Berdasarkan data BEI, dana aksi jual asing mencapai Rp 15,81 triliun hingga 5 Desember 2013.

"Kalau kita melihat IHSG di kisaran 4.200 sekarang pelaku pasar seperti mengantisipasinya," kata Alfred.

Alfred mengakui, pelaksanaan tapering hanya tinggal waktu saja dan memang harus terjadi. Tapering tersebut menunjukkan adanya perbaikan ekonomi AS sehingga dapat berimbas ke ekonomi global. Oleh karena itu, pasar juga sebaiknya melihat sisi positif dari tapering.

"Tapering ini harus terjadi. Kalau tidak terjadi ekonomi AS tidak ada perbaikan. Setiap negara ada fase-fasenya. Ketika ekonomi AS tumbuh maka ada permintaan ekspor sehingga berimbas ke ekonomi Indonesia juga. Pasar harus melihat itu," ujar Alfred.

Menurut Alfred, pelaksanaan pengurangan stimulus moneter ini juga akan dilakukan secara bertahap. Hal itu untuk menjaga kestabilan keuangan global.

"Bank sentral AS sepertinya tidak terlalu frontal untuk mengurang stimulus, tetapi smooth untuk mengurangi stimulus moneternya, dan kemungkinan bisa terjadi akhir tahun 2013," kata Alfred.

Hal senada dikatakan, Kepala Riset PT Universal Broker Securities, Satrio Utomo. Menurut Satrio, bank sentral AS kemungkinan melakukan pengurangan stimulus moneter dengan bertahap. Memang hal itu akan berdampak terhadap likuiditas. Pasar pun harus menghadapi hal tersebut.

"Kemungkinan ada  arah balk, tapi kita tunggu saja pelaksanaan tapering itu. Market tidak percaya diri dengan begitu banyak sentimen negatif," kata Satrio.

Sementara itu, David Sutyanto memprediksikan, aliran dana asing akan keluar dengan langkah tapering,dan akan terus berlanjut pada semester pertama 2014.

"Pasar modal masih akan mengalami goncangan di tengah ketidakpastian di bidang politik pada 2014. Namun kami optimistis pada semester kedua IHSG akan bergerak positif seiring membaiknya situasi ekonomi," kata David. (Ahm)