Sukses

Island Concepts Incar Dana Rp 108 Miliar dari Rights Issue

PT Island Concepts Indonesia Tbk akan menggelar penawaran umum terbatas/rights issue dengan melepas 363,25 juta saham ke publik.

PT Island Concepts Indonesia Tbk (ICON), perusahaan yang bergerak di jasa akomodasi dan katering akan menawarkan saham terbatas dengan mekanisme Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD)/right issue sebanyak-banyaknya 363,25 juta saham dengan nilai nominal Rp 56,125 per saham atau 33% dari modal ditempatkan dan disetor penuh.

Harga pelaksanaan right issue itu sebesar Rp 300 per saham. Jadi total dana yang akan diraup dari hasil rights issue itu sebesar Rp 108,97 miliar. Demikian mengutip dari keterangan yang diterbitkan, Senin (9/12/2013).

Adapun setiap pemegang dua saham lama yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham pada 23 Desember 2013 mempunyai satu HMETD. Dana hasil rights issue antara lain digunakan untuk pengembangan Beach Club, penyertaan modal ke anak usaha, dan modal kerja perseroan.

Dalam pelaksanaan right issue ini, pemegang saham utama perseroan yaitu Frans Bambang Siswanto akan melakukan HMETD untuk mengambil sebesar 150 juta saham atau sekitar 62,96% dari saham-saham yang akan dikeluarkan untuk menjadi haknya dalam right issue. Apabila masih terdapat sisa jumlah saham maka sisa saham itu akan dikembalikan ke portepel perusahaan.

Bila pemegang saham tidak melaksanakan haknya dalam right issue itu maka pemegang saham mengalami penurunan persentase kepemilikan saham sebesar 17,11%.

Untuk melakukan aksi korporasi ini, perseroan akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 11 Desember 2013.
Pengajuan cum right pada 18 Desember 2013, dan periode perdagangan rights pada 27 Desember-5 Februari 2014. Pencatatan HMETD pada 27 Desember 2013.

Perusahaan yang bergerak di jasa akomodasi dan katering ini mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 8 Juli 2005. Kapitalisasi pasar saham perseroan sekitar Rp 185,25 miliar pada 28 Februari 2013.

Pemegang saham perseroan antara lain Frans Bambang Siswanto sekitar 65,59%, Graham James Bristow sekitar 8,6%, dan masyarakat kurang dari 5% sekitar 25,81%.