Sukses

Melesat 61 Poin, Aksi Window Dressing Buat IHSG Berkilau

IHSG melesat 61,33 poin (1,46%) ke level 4.275,47. Penguatan IHSG juga terangkat oleh naiknya indeks saham bluechips sebesar 1,99%.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih memanfaatkan sentimen positif yang muncul dari bursa Amerika Serikat (AS) untuk terus membeli saham di Bursa Efek Indonesia (BEI). Aksi beli pemodal itu menjaga indeks bertahan di zona hijau untuk dua hari perdagangan berturut-turut.

Kembali menguatnya IHSG juga tak terlepas dari terjaganya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di bawah level 12 ribu. Rupiah jelang penutupan bahkan sempat bergerak menguat.

Penguatan IHSG kali ini terjadi di tengah melemahnya bursa saham regional. Indeks juga melawan arus karena terjadi dikala pemodal asing kembali melakukan aksi jual saham.

Pada penutupan transaksi perdagangan Selasa, (10/12/2013), IHSG melesat 61,33 poin (1,46%) ke level 4.275,47. Penguatan IHSG juga terangkat oleh naiknya indeks saham bluechips sebesar 1,99%.

"IHSG yang bergerak naik, ditengah asing net sell dan regional jelek, itu biasanya memang pertanda dimulainya aksi window dressing," kata Kepala Riset PT Universal Broker Indonesia, Satrio Utomo dalam ulasannya.

Melesatnya IHSG ke zona hijau tergolong luar biasa karena sempat terjadi di tengah dominannya koreksi harga saham emiten. Namun hingga penutupan perdagangan, tercatat sebanyak 117 emiten mengalami pelemahan harga sementara 130 emiten melaju menikmati kenaikan. Sebanyak 93 emiten masih bergerak stagnan.

Perdagangan saham kali ini mencatat transaksi sebanyak 143.926 kali dengan saham berpindahtangan 5,94 miliar. Nilai transaksi perdagangan saham kali ini terbilang tinggi hingga mencapai Rp 6,02 triliun.

Naiknya transaksi perdagangan saham tak lepas dari munculnya aksi beli saham di pasar negosiasi senilai Rp 1 triliun. Aksi jual-beli saham ini terjadi pada emiten perkebunan, PT BW Plantation Tbk (BWPT).

Gerak IHSG

Indeks hari ini melaju dengan meyakinkan sejak pembukaan perdagangan saham. Pada sesi pre-opening, IHSG membuka transaksi perdagangan di level 4.224,45.

Menghijaunya bursa saham Negeri Paman Sam pada penutupan kemarin, menjadi amunisi bagi pelaku pasar untuk kembali berburu saham. Terbukti indeks terus melaju dalam tren menguat.

Hingga penutupan perdagangan sesi pertama, IHSG menguat 43,63 poin (1,04%) ke level 4.257,97.

Memulai sesi kedua, indeks masih terus melanjutkan penguatannya. Namun kali ini, pelaku pasar memilih sikap hati-hati terutama jelang pertemuan bulanan Bank Indonesia.

Jelang penutupan perdagangan, IHSG hanya bergerak naik-turun di kisaran 4.263,62. Namun IHSG sempat menyentuh level tertingginya di posisi 4.275,94. IHSG akhirnya menutup perdagangan di level 4.275,67.

Emiten konstruksi yang memang penuh tekanan sejak pertengahan tahun ini menjadi satu-satu sektor saham yang melaju di zona merah. Sektor saham konstruksi melemah tipis 0,01%.

Selebihnya, sektor saham lebih banyak bergerak di zona hijau dengan penguatan tertinggi dialami emiten industri aneka sebesar 3,14%. Kenaikan tinggi juga dialami emiten sektor manufaktur 2,47%, industri dasar 2,42%, barang konsumsi 2,12%, dan keuangan 1,9%.

Emiten rokok, GGRM menjadi penghuni daftar tertinggi pencetak kenaikan harga tertinggi setelah menguat Rp 1.150. Top gainer lainnya dihuni oleh INTP yang naik Rp 650, HMSP Rp 650, UNVR Rp 550, dan ICBP Rp 400.

Sementara di daftar top losser, bertengger saham-saham emiten lapis dua dipimpin AMFG yang melemah Rp 300. Mengikut di belakangnya emiten TBIG yang melemah Rp 250, ABDA Rp 250, SCCO Rp 200, dan DVLA Rp 150. (Shd)