Suramnya sentimen yang memayungi perdagangan saham domestik membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik arah. Indeks yang menguat dua hari terakhir harus terkoreksi dan longsor ke zona merah.
Pelemahan IHSG kali ini berbarengan dengan bergugurannya bursa saham Asia. Sentimen pelemahan bursa saham Amerika Serikat (AS) membuat IHSG dan bursa saham Asia terperosok zona merah.
Pada penutupan perdagangan saham Rabu (11/12/2013), IHSG melemah tipis 3,93 poin (0,09%) ke level 4.271,74. Tergerusnya IHSG ke zona merah tak mampu ditahan indeks saham bluechips yang menguat 0,04%.
Sebanyak 156 emiten yang melaju di zona merah membawa IHSG mengalami koreksi, meski 94 saham lainnya berupaya menahan pelemahan tersebut. Sementara 94Â emiten berhasil mengamankan diri setelah tak mengalami perubahan harga.
Transaksi perdagangan saham kembali normal dengan mencatat nilai Rp 4,25 triliun. Nilai perdagangan itu berasal dari transaksi sebanyak 112.531 kali yang membuat 4,45 miliar saham beralih pemilik.
Meski melemah, pemodal asing justru kembali aktif memburu saham di Bursa Efek Indonesia. Tercatat asing membukukan nett buy senilai Rp 100 miliar.
Perdagangan saham hari ketiga di pekan kedua Desember langsung dimulai dengan kondisi muram. IHSG dibuka melemah ke level 4.273,94 pada sesi pre-opening.
Pasar tampaknya memanfaatkan penguatan yang terjadi dua hari terakhir untuk mengumpulkan keuntungan dengan melakukan aksi lepas saham. Selain itu, pelaku pasar juga bersiap-siap mengambil posisi jelang pertemuan Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI).
Untuk diketahui, pertemuan BI sebulan yang lalu menghasilkan keputusan mengejutkan bagi sebagian besar analis dan ekonom. BI menaikkan kembali BI rate 25 basis poin ke level 7,5%.
Amunisi pasar untuk mengangkat IHSG juga semakin berkurang setelah nilai tukar rupiah kembali mencatat pelemahan. Kurs tengah BI mencatat rupiah di level 12.005 per dolar AS.
IHSG sebelmunya sempat berupaya menguat dengan menembus zona hijau. IHSG berhasil mencetak penguatan tertinggi ke level 4.282,1. Namun besarnya sentimen negatif membuat IHSG tak kuasa menahan pelemahan.
Menutup perdagangan sesi pertama, IHSG terpangkas 19,57 poin (0,46%) ke level 4.256,1.
Pelemahan IHSG semakin besar pada sesi perdagangan kedua. IHSG terus berada dalam tren pelemahan bahkan sempat menyentuh level terendah 4.235,41. Menutup perdagangan hari ini, IHSG memilih menetap di level 4.271,74.
Tiga sektor saham yaitu manufaktur, infrastruktur dan keuangan menjadi pilihan pelaku pasar dengan mencetak penguatan di tengah pelemahan IHSG. Emiten sektor manufaktur mencatat penguatan 1,3%, diikuti infrastruktur 0,96%, dan keuangan 0,32%.
Selebihnya, sektor saham yang sehari sebelumnya bergerak menguat bersama-sama mengalami koreksi. Pelemahan terdalam dialami emiten industri aneka sebesar 1,04%, diikuti pertambangan 0,63%, perdagangan 0,54%, barang konsumsi 0,35%, dan industri 0,33%.
Hingga sesi penutupan perdagangan saham, berikut adalah daftar 5 saham top gainer pada perdagangan hari ini:
1. GGRM naik Rp 1.250 ke level 41.400 per saham
2. HMSP naik Rp 550 ke level 61.750 per saham
3. MAYA naik Rp 250 ke level 1.700Â per saham
4. UNTR naik Rp 200 ke level 19.400 per saham
5. PTBA naik Rp 200 ke level 11.750 per saham
Sementara daftar top losser dihuni oleh:
1. LION turun Rp 600 ke level 12.400 per saham
2. ITMG turun Rp 350 ke level 28.600 per saham
3. MYORÂ turun Rp 300 ke leve;l 26.800 per saham
4. INTP turun Rp 250 ke level 19.400 per saham
4. UNVR turun Rp 200 ke level 26.600 per saham
(Shd)
Pelemahan IHSG kali ini berbarengan dengan bergugurannya bursa saham Asia. Sentimen pelemahan bursa saham Amerika Serikat (AS) membuat IHSG dan bursa saham Asia terperosok zona merah.
Pada penutupan perdagangan saham Rabu (11/12/2013), IHSG melemah tipis 3,93 poin (0,09%) ke level 4.271,74. Tergerusnya IHSG ke zona merah tak mampu ditahan indeks saham bluechips yang menguat 0,04%.
Sebanyak 156 emiten yang melaju di zona merah membawa IHSG mengalami koreksi, meski 94 saham lainnya berupaya menahan pelemahan tersebut. Sementara 94Â emiten berhasil mengamankan diri setelah tak mengalami perubahan harga.
Transaksi perdagangan saham kembali normal dengan mencatat nilai Rp 4,25 triliun. Nilai perdagangan itu berasal dari transaksi sebanyak 112.531 kali yang membuat 4,45 miliar saham beralih pemilik.
Meski melemah, pemodal asing justru kembali aktif memburu saham di Bursa Efek Indonesia. Tercatat asing membukukan nett buy senilai Rp 100 miliar.
Perdagangan saham hari ketiga di pekan kedua Desember langsung dimulai dengan kondisi muram. IHSG dibuka melemah ke level 4.273,94 pada sesi pre-opening.
Pasar tampaknya memanfaatkan penguatan yang terjadi dua hari terakhir untuk mengumpulkan keuntungan dengan melakukan aksi lepas saham. Selain itu, pelaku pasar juga bersiap-siap mengambil posisi jelang pertemuan Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI).
Untuk diketahui, pertemuan BI sebulan yang lalu menghasilkan keputusan mengejutkan bagi sebagian besar analis dan ekonom. BI menaikkan kembali BI rate 25 basis poin ke level 7,5%.
Amunisi pasar untuk mengangkat IHSG juga semakin berkurang setelah nilai tukar rupiah kembali mencatat pelemahan. Kurs tengah BI mencatat rupiah di level 12.005 per dolar AS.
IHSG sebelmunya sempat berupaya menguat dengan menembus zona hijau. IHSG berhasil mencetak penguatan tertinggi ke level 4.282,1. Namun besarnya sentimen negatif membuat IHSG tak kuasa menahan pelemahan.
Menutup perdagangan sesi pertama, IHSG terpangkas 19,57 poin (0,46%) ke level 4.256,1.
Pelemahan IHSG semakin besar pada sesi perdagangan kedua. IHSG terus berada dalam tren pelemahan bahkan sempat menyentuh level terendah 4.235,41. Menutup perdagangan hari ini, IHSG memilih menetap di level 4.271,74.
Tiga sektor saham yaitu manufaktur, infrastruktur dan keuangan menjadi pilihan pelaku pasar dengan mencetak penguatan di tengah pelemahan IHSG. Emiten sektor manufaktur mencatat penguatan 1,3%, diikuti infrastruktur 0,96%, dan keuangan 0,32%.
Selebihnya, sektor saham yang sehari sebelumnya bergerak menguat bersama-sama mengalami koreksi. Pelemahan terdalam dialami emiten industri aneka sebesar 1,04%, diikuti pertambangan 0,63%, perdagangan 0,54%, barang konsumsi 0,35%, dan industri 0,33%.
Hingga sesi penutupan perdagangan saham, berikut adalah daftar 5 saham top gainer pada perdagangan hari ini:
1. GGRM naik Rp 1.250 ke level 41.400 per saham
2. HMSP naik Rp 550 ke level 61.750 per saham
3. MAYA naik Rp 250 ke level 1.700Â per saham
4. UNTR naik Rp 200 ke level 19.400 per saham
5. PTBA naik Rp 200 ke level 11.750 per saham
Sementara daftar top losser dihuni oleh:
1. LION turun Rp 600 ke level 12.400 per saham
2. ITMG turun Rp 350 ke level 28.600 per saham
3. MYORÂ turun Rp 300 ke leve;l 26.800 per saham
4. INTP turun Rp 250 ke level 19.400 per saham
4. UNVR turun Rp 200 ke level 26.600 per saham
(Shd)