PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO) telah mengakuisisi rumah sakit BIMC di Kuta dan Nusa Dua, Bali senilai Rp 308 miliar.
Akuisisi ini dilakukan melalui pembelian 80% saham dari PT Medika Sarana Traliansia oleh Siloam termasuk pengambilalihan utang PT Medika Sarana Traliansia.
Dengan akuisisi ini, Siloam sekarang mengoperasikan tiga rumah sakit di Bali, melengkapi rumah sakit dengan 280 kapasitas tempat tidur yang saat ini sudah beroperasi yaitu Siloam Hospitals Bali.
Chief Financial Officer Grup Siloam, Romeo Liedo menuturkan, dana untuk akuisisi dua rumah sakit di Bali berasal dari hasil penawaran saham perdana/initial public offering (IPO). Perseroan meraih dana sekitar Rp 1,4 triliun dari IPO.
Romeo menambahkan, akusisi itu diharapkan dapat menambah kinerja pendapatan pada 2014. Pendapatan perseroan diharapkan tumbuh lebih dari 40% dibandingkan dengan pendapatan operasional kotor 2013.
Adapun anggaran belanja modal untuk akuisisi berasal dari IPO sebesar Rp 345 miliar. Romeo menuturkan, jumlah itu tidak termasuk dana modal untuk pembangunan rumah sakit baru.
"Kami menargetkan untuk membuka enam rumah sakit baru pada 2014," kata Romeo, saat dihubungi Liputan6.com.
Perseroan juga akan mendirikan klinik di Ubud, Mataram, Labuan Bajo untuk memastikan penduduk dari wilayah itu memiliki akses ke layanan kesehatan primer maupun sekunder yang berkualitas. Selain itu, akuisisi rumah sakit ini diharapkan daapt mendukung kinerja perseroan ke depan.
"Akuisisi atas dua rumah sakit ini akan segera menambah kontribusi pendapatan perusahaan pada 2014. Yang penting, bersamaan dengan Siloam Hospitals Bali yang sudah ada, penambahan yang terletak di pasar utama ini akan mendukung kehadiran Siloam di Bali bagi agen perjalan global dan agen asuransi," ujar Gershu Paul, Presiden Direktur Grup Rumah Sakit Siloam, seperti dikutip dari keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (16/12/2103).
Sebagai informasi, Siloam merupakan anak perusahaan dari PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR). Siloam tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode saham SILO.
Saat ini perseroan memiliki kapitalisasi pasar sebesar Rp 11,1 triliun per 13 Desember 2013. Pemegang saham perseroan antara lain PT Megapratama Karya Persada sebesar 60,46%, PT Kalimaya Pundi Bumi sebesar 8,65%, PT Safira Prima Utama sebesar 8,65%, dan masyarakat kurang dari lima persen sebesar 22,24%.
Siloam saat ini mengoperasikan 14 rumah sakit secara nasional dengan lebih dari 4.000 kapasitas tempat tidur dan lebih dari 5.300 staf medis dan dokter.
Akuisisi ini dilakukan melalui pembelian 80% saham dari PT Medika Sarana Traliansia oleh Siloam termasuk pengambilalihan utang PT Medika Sarana Traliansia.
Dengan akuisisi ini, Siloam sekarang mengoperasikan tiga rumah sakit di Bali, melengkapi rumah sakit dengan 280 kapasitas tempat tidur yang saat ini sudah beroperasi yaitu Siloam Hospitals Bali.
Chief Financial Officer Grup Siloam, Romeo Liedo menuturkan, dana untuk akuisisi dua rumah sakit di Bali berasal dari hasil penawaran saham perdana/initial public offering (IPO). Perseroan meraih dana sekitar Rp 1,4 triliun dari IPO.
Romeo menambahkan, akusisi itu diharapkan dapat menambah kinerja pendapatan pada 2014. Pendapatan perseroan diharapkan tumbuh lebih dari 40% dibandingkan dengan pendapatan operasional kotor 2013.
Adapun anggaran belanja modal untuk akuisisi berasal dari IPO sebesar Rp 345 miliar. Romeo menuturkan, jumlah itu tidak termasuk dana modal untuk pembangunan rumah sakit baru.
"Kami menargetkan untuk membuka enam rumah sakit baru pada 2014," kata Romeo, saat dihubungi Liputan6.com.
Perseroan juga akan mendirikan klinik di Ubud, Mataram, Labuan Bajo untuk memastikan penduduk dari wilayah itu memiliki akses ke layanan kesehatan primer maupun sekunder yang berkualitas. Selain itu, akuisisi rumah sakit ini diharapkan daapt mendukung kinerja perseroan ke depan.
"Akuisisi atas dua rumah sakit ini akan segera menambah kontribusi pendapatan perusahaan pada 2014. Yang penting, bersamaan dengan Siloam Hospitals Bali yang sudah ada, penambahan yang terletak di pasar utama ini akan mendukung kehadiran Siloam di Bali bagi agen perjalan global dan agen asuransi," ujar Gershu Paul, Presiden Direktur Grup Rumah Sakit Siloam, seperti dikutip dari keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (16/12/2103).
Sebagai informasi, Siloam merupakan anak perusahaan dari PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR). Siloam tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode saham SILO.
Saat ini perseroan memiliki kapitalisasi pasar sebesar Rp 11,1 triliun per 13 Desember 2013. Pemegang saham perseroan antara lain PT Megapratama Karya Persada sebesar 60,46%, PT Kalimaya Pundi Bumi sebesar 8,65%, PT Safira Prima Utama sebesar 8,65%, dan masyarakat kurang dari lima persen sebesar 22,24%.
Siloam saat ini mengoperasikan 14 rumah sakit secara nasional dengan lebih dari 4.000 kapasitas tempat tidur dan lebih dari 5.300 staf medis dan dokter.