PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) bersama PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) membentuk perusahaan patungan (Join Venture Company) yang bergerak divbidang Produksi Slag Powder yang akan mengolah Granulated Blast Furnace Slag (GBFS) menjadi Ground Granulated Blast Furnace Slag (GGBFS)
Setelah kerjasama ini berjalan dalam memproduksi GGBFS, maka kedua perusahaan memberikan nama perusahaan patungan ini yaitu PT Krakatau Semen Indonesia.
Direktur Utama PT Semen Indonesia Tb, Dwi Soetjipto mengatakan, perusahaan patungan PT Krakatau Semen Indonesia ini didirikan dengan total investasi yang mencapai sebesar Rp 440 miliar yang berkedudukan di Desa Tegal Ratu, Kecamatab Ciwandan, Cilegon, Banten.
"Perusahaan patungan ini didirikan dengan dana sebesar Rp 440 miliar, adapun proyek pembangunan ini didirikan di luas lahan 40 ribu meter per segi," ujar Dwi dalam acara MoU penandatanganan Pendirian pabrik patungan dgn nama PT Krakatau Semen Indonesia di Kantor Krakatau Steel, Jakarta, Jumat (20/12/2013).
Dwi menjelaskan, perseroan menyambut baik kerjasama dengan PT Krakatau Steel Tbk, dalam rangka mewujudkan sinergi antar BUMN. Kerjasama yang dilaksanakan dalam mendapatkan slag powder akan digunakan oleh perseroan untuk memproduksi semen portland komposit.
"Bahan baku PT Krakatau Semen Indonesia berasal dari produk granulasi slag blast furnace krakatau steel dan krakatau posco, kemudian diolah menjadi GGBFS sebagai bahan baku semen atau pentuntukan lainnya," ungkap Dwi.
Ia menegaskan, adapun total investasi pembentukan perusahaan patungan sebesar Rp 440 miliar dan modal kerja sebesar Rp 24 miliar.
Adapun pendanaan EPC termasuk IDC menggunakan dana pinjaman dan ekuitas dengan dengan komposisi sebesar 70% : 30%. Porsi dana pinjaman mencapai sebesar Rp 308 miliar dan ekuitas sebesar Rp 132 miliar.
Di tempat yang sama, Direktur Utama PT Krakatau Steel Tbk, Irvan S Hakim mengatakan, kerja sama ini dapat meningkatkan pendapatan perseroan dan memberikan kontribusi bagi pengurangan emisi CO2 serta mengamankan pasokan bahan baku untuk keperluan industri semen.
"Pabrik slag powder mampu mengolah GBFS sebesar 700 ribu ton per tahun. Pembangunan pabrik direncanakan awal 2014 dan ditargetkan bisa beroperasi di tahun 2016," jelas Irvan.
Lebih lanjut Irvan mengungkapkan, dalam kurun waktu masa konstruksi pabrik slag powder, perusahaan patungan akan melakukan trading atau penjualan ke pihak ketiga atas pasokan BFS dari Krakatau Posco sebesar 350 ribu ton per tahun.
Adapun proyek pembangunan pabrik Krakatau Semen Indonesia dibangun secara swakelola dan mengkaryakan tenaga kerja dalam negeri dan menggunakan kontraktor dan subkontraktor atau perusahaan lain yang menyediakan jasa dari dalam negeri. (Dis/Ahm)
Baca Juga:
Krakatau Steel Tambah Pinjaman US$ 200 juta untuk Bangun Pabrik
Semen Indonesia Rogoh Rp 5 triliun untuk Belanja Modal
Setelah kerjasama ini berjalan dalam memproduksi GGBFS, maka kedua perusahaan memberikan nama perusahaan patungan ini yaitu PT Krakatau Semen Indonesia.
Direktur Utama PT Semen Indonesia Tb, Dwi Soetjipto mengatakan, perusahaan patungan PT Krakatau Semen Indonesia ini didirikan dengan total investasi yang mencapai sebesar Rp 440 miliar yang berkedudukan di Desa Tegal Ratu, Kecamatab Ciwandan, Cilegon, Banten.
"Perusahaan patungan ini didirikan dengan dana sebesar Rp 440 miliar, adapun proyek pembangunan ini didirikan di luas lahan 40 ribu meter per segi," ujar Dwi dalam acara MoU penandatanganan Pendirian pabrik patungan dgn nama PT Krakatau Semen Indonesia di Kantor Krakatau Steel, Jakarta, Jumat (20/12/2013).
Dwi menjelaskan, perseroan menyambut baik kerjasama dengan PT Krakatau Steel Tbk, dalam rangka mewujudkan sinergi antar BUMN. Kerjasama yang dilaksanakan dalam mendapatkan slag powder akan digunakan oleh perseroan untuk memproduksi semen portland komposit.
"Bahan baku PT Krakatau Semen Indonesia berasal dari produk granulasi slag blast furnace krakatau steel dan krakatau posco, kemudian diolah menjadi GGBFS sebagai bahan baku semen atau pentuntukan lainnya," ungkap Dwi.
Ia menegaskan, adapun total investasi pembentukan perusahaan patungan sebesar Rp 440 miliar dan modal kerja sebesar Rp 24 miliar.
Adapun pendanaan EPC termasuk IDC menggunakan dana pinjaman dan ekuitas dengan dengan komposisi sebesar 70% : 30%. Porsi dana pinjaman mencapai sebesar Rp 308 miliar dan ekuitas sebesar Rp 132 miliar.
Di tempat yang sama, Direktur Utama PT Krakatau Steel Tbk, Irvan S Hakim mengatakan, kerja sama ini dapat meningkatkan pendapatan perseroan dan memberikan kontribusi bagi pengurangan emisi CO2 serta mengamankan pasokan bahan baku untuk keperluan industri semen.
"Pabrik slag powder mampu mengolah GBFS sebesar 700 ribu ton per tahun. Pembangunan pabrik direncanakan awal 2014 dan ditargetkan bisa beroperasi di tahun 2016," jelas Irvan.
Lebih lanjut Irvan mengungkapkan, dalam kurun waktu masa konstruksi pabrik slag powder, perusahaan patungan akan melakukan trading atau penjualan ke pihak ketiga atas pasokan BFS dari Krakatau Posco sebesar 350 ribu ton per tahun.
Adapun proyek pembangunan pabrik Krakatau Semen Indonesia dibangun secara swakelola dan mengkaryakan tenaga kerja dalam negeri dan menggunakan kontraktor dan subkontraktor atau perusahaan lain yang menyediakan jasa dari dalam negeri. (Dis/Ahm)
Baca Juga:
Krakatau Steel Tambah Pinjaman US$ 200 juta untuk Bangun Pabrik
Semen Indonesia Rogoh Rp 5 triliun untuk Belanja Modal