Sukses

Ramalan 8 Jagoan Keuangan Dunia soal 2014 (I)

Bursa saham AS tahun ini mampu mencetak rekor tertinggi sepanjang sejarah. Bagaimana peluang di 2014? investasi apa yang menarik?

Indeks bursa saham Amerika Serikat (AS) mencetak rekor tertingginya sepanjang sejarah pada November lalu. Dengan pencapaian ini, banyak kalangan bertanya-tanya peluang investasi saham di 2014.

Kebingungan para investor cukup beralasan terlihat dari indeks bursa saham yang terpangkas setelah bank sentral AS, the Federal Reserves, menunda pengurangan program stimulusnya.

Pekan lalu, The Fed akhirnya memberikan kepastian kebijakan pengurangan program stimulusnya dengan memangkas anggaran hingga US$ 10 miliar. Mungkinkan keputusan The Fed ini akan membuat pelaku pasar kembali ke pasar saham?

Sebanyak 8 pengelola keuangan level dunia mencoba memberikan ramalan peluang investasi saham di 2014? Para pengelola keuangan ternama ini juga ditanyakan mengenai peluang investasi di AS, Eropa, dan Negara Berkembang?

Berikut analisa dari delapan pengelola keuangan tersebut:

1. Bill Miller

Jabatan: Fund Manager, Baltimore
Dana kelolaan: US$ 1,8 miliar
Imbal hasil: 74% hingga 3 Desember

Miller cukup yakin dengan bisnis properti khususnya emiten kontraktor perusahaan yang kemungkinan bakal tumbuh dua kali hingga tiga kali lipat dibandingkan 2014.

Selain properti, Miller bertaruh pada saham emiten penerbangan United Airline yang memiliki kinerja bagus selama 2013. Meski industri penerbangan seolah menghadapi musibah besar, Miller menilai kinerja United lebih baik dibandingkan Delta karena memberikan dana pebnsiun yang lebih kecil.

2. Dean Tenerelli

Jabatan: Fund Manager T Rowe Price, London
Dana kelolaan" US$ 1,3 miliar T Rowe Price European Stock Fund
Imbal hasil: 14% rata-rata per tahun selama tiga tahun terakhir

Tenerelli melihat peluang investasi justru di negara yang pernah mengalami krisis Spanyol. Diakuinya masih banyak peluang untung di pasar Eropa meski pendapatan emiten belum sepenuhnya pulih.

Tantangan di sektor energi membuat Tenerelli tak ingin melirik bisnis ini. Sektor energi diperkirakan bakal menghadapi tantangan berat. Saat ini terjadi pengalihan permintaan energi sejak AS tak lagi jadi importir terbesar.

3. Dan Ivascyn

Jabatan: Fund Manager dari Pacific Investment Management Co., Newport Beach, California, AS
Dana kelolaan: US$ 29 miliar Pimco Income Fund
Imbal hasil: 11% per tahun dalam tiga tahun terakhir

Kondisi pasar keuangan negara berkembang kemungkinan akan lebih baik pada 2014. Meski diakui masih akan kemungkinan tekanan yang berasal dari kondisi makro ekonomi dunia. Meksiko menjadi salah satu negara yang layak dilirik karena neraca keuangan yang sehat serta fleksibilitas kebijakan.

Ivascyn juga memperkirakan efek beragunan KPR yang tak disokong pemerintah bakal berkinerja baik sepanjang 2014. Saat ini, instrumen investasi ini masih mengalami diskon signifikan karena kompelsitasnya.

4. Rajiv Kaul

Jabatan: Fund manager, Fidelity Investments, Boston
Dana kelolaan: US$ 7,4 miliar Fidelity Select Biotechnology Portfolio
Imbal hasil: rata-rata 40% per tahun dalam tiga tahun terakhir

Kaul memperingatkan kemungkinan adanya bubble di bisnis bioteknologi. Bisnis biotech selama lima tahun terakhir memang menunjukan kinerja yang mengagumkan. Namun pengalaman menunjukan, bisnis ini memiliki tendensi mengalami bubble bahkan pecah.

Bisnis farmasi kini justru menjadi pilihan Kaul. Menurutnya akan semakin banyak perusahaan yang memproduksi obat-obatan untuk mengejar penyakit yang digali lewat diagnosa. Perusahaan yang mampu menciptakan obat pertama kali akan meraup untung sangat besar.

Disisi lain, perusahana yang berbisnis obat generik juga akan meraup keuntungan seiring maraknya permintaan global.(Shd)