Sepanjang 2013, ada sekitar 31 emiten mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sejumlah kinerja saham pendatang baru ini dapat mengalahkan kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada tahun 2013.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil ditutup menguat 4.272 pada 30 Desember 2013. Meski demikian, angka tersebut turun 0,98% dari penutupan IHSG pada 2012 di kisaran 4.316.
Saham pendatang baru yang mencatatkan kinerja di atas IHSG antara lain saham PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk (SAME) yang naik sekitar 525% dari harga pembukaan perdana di kisaran Rp 400 per saham pada 11 Januari 2013 menjadi Rp 2.500 per saham pada penutupan perdagangan saham 30 Desember 2013. PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk, pemilik dari rumah sakit Omni.
Lalu saham PT Bank Nationalnobu Tbk (NOBU) membukukan kenaikan sekitar 37,28% dari harga pembukaan perdana saham Rp 375 per saham pada 20 Mei 2013 menjadi Rp 590 per saham pada penutupan perdagangan saham 30 Desember 2013.
Sektor perkebunan meski mencatatkan kinerja indeks saham kurang baik hanya dengan naik 3,22% secara year to date, saham pendatang baru yang bergerak di sektor perkebunan yaitu PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) mencatatkan kenaikan saham di atas indeks saham sektor perkebunan.
Saham PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk naik sekitar 18,29% dari harga pembukaan perdana saham Rp 670 per saham menjadi Rp 820 per saham pada penutupan perdagangan saham 30 Desember 2013.
Meski demikian, ada sejumlah saham pendatang baru yang mencatatkan penurunan sejak pencatatan saham perdana hingga akhir tahun 2013. Saham PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) turun 14,58% dari harga pembukaan perdana saham sekitar Rp 5.500 per saham menjadi Rp 4.800 per saham pada penutupan perdagangan saham 30 Desember 2013.
Lalu saham PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX) turun sekitar 17,18% dari harga pembukaan perdana saham sekitar Rp 1.500 per saham pada 29 Mei 2013 menjadi Rp 1.286 pada akhir tahun 2013.
Sementara itu, saham PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk (ISSP) turun tajam dari harga pembukaan perdana saham Rp 295 per saham pada 22 Februari 2013 menjadi Rp 144 per saham. Adapun saham pendatang baru yang stagnan dari pembukaan perdana saham hingga penutupan akhir tahun yaitu PT Bank Mitraniaga Tbk (NAGA). Harga saham NAGA tetap di kisaran Rp 180 per saham.
Analis PT Buana Capital, Alfred Nainggolan mengatakan, sejumlah saham pendatang baru itu mengalami penurunan karena harga saham yang ditawarkan di atas valuasi harga saham. Selain itu, kondisi bursa saham kurang kondusif juga memberikan tekanan terhadap pencatatan saham perdana.
Sementara itu, Analis PT First Asia Capital, David Sutyanto mengatakan, dana hasil penawaran saham perdana oleh sejumlah perusahaan sebagian besar digunakan untuk melunasi utang, dan bukan ekspansi usaha. Ketika bursa saham kurang kondusif membuat sejumlah perusahaan ada yang tidak memperoleh target pendanaan sesuai rencana. (Ahm)
Baca Juga:
Tutup 2013, Bursa AS Cetak Kinerja Terbaik Sejak Era 1990-an
Gempita Terompet Akhir Tahun untuk IHSG 2013 yang Lesu
Laju IHSG Lesu, Transaksi Harian Saham Capai Rp 6,2 Triliun
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil ditutup menguat 4.272 pada 30 Desember 2013. Meski demikian, angka tersebut turun 0,98% dari penutupan IHSG pada 2012 di kisaran 4.316.
Saham pendatang baru yang mencatatkan kinerja di atas IHSG antara lain saham PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk (SAME) yang naik sekitar 525% dari harga pembukaan perdana di kisaran Rp 400 per saham pada 11 Januari 2013 menjadi Rp 2.500 per saham pada penutupan perdagangan saham 30 Desember 2013. PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk, pemilik dari rumah sakit Omni.
Lalu saham PT Bank Nationalnobu Tbk (NOBU) membukukan kenaikan sekitar 37,28% dari harga pembukaan perdana saham Rp 375 per saham pada 20 Mei 2013 menjadi Rp 590 per saham pada penutupan perdagangan saham 30 Desember 2013.
Sektor perkebunan meski mencatatkan kinerja indeks saham kurang baik hanya dengan naik 3,22% secara year to date, saham pendatang baru yang bergerak di sektor perkebunan yaitu PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) mencatatkan kenaikan saham di atas indeks saham sektor perkebunan.
Saham PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk naik sekitar 18,29% dari harga pembukaan perdana saham Rp 670 per saham menjadi Rp 820 per saham pada penutupan perdagangan saham 30 Desember 2013.
Meski demikian, ada sejumlah saham pendatang baru yang mencatatkan penurunan sejak pencatatan saham perdana hingga akhir tahun 2013. Saham PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) turun 14,58% dari harga pembukaan perdana saham sekitar Rp 5.500 per saham menjadi Rp 4.800 per saham pada penutupan perdagangan saham 30 Desember 2013.
Lalu saham PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX) turun sekitar 17,18% dari harga pembukaan perdana saham sekitar Rp 1.500 per saham pada 29 Mei 2013 menjadi Rp 1.286 pada akhir tahun 2013.
Sementara itu, saham PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk (ISSP) turun tajam dari harga pembukaan perdana saham Rp 295 per saham pada 22 Februari 2013 menjadi Rp 144 per saham. Adapun saham pendatang baru yang stagnan dari pembukaan perdana saham hingga penutupan akhir tahun yaitu PT Bank Mitraniaga Tbk (NAGA). Harga saham NAGA tetap di kisaran Rp 180 per saham.
Analis PT Buana Capital, Alfred Nainggolan mengatakan, sejumlah saham pendatang baru itu mengalami penurunan karena harga saham yang ditawarkan di atas valuasi harga saham. Selain itu, kondisi bursa saham kurang kondusif juga memberikan tekanan terhadap pencatatan saham perdana.
Sementara itu, Analis PT First Asia Capital, David Sutyanto mengatakan, dana hasil penawaran saham perdana oleh sejumlah perusahaan sebagian besar digunakan untuk melunasi utang, dan bukan ekspansi usaha. Ketika bursa saham kurang kondusif membuat sejumlah perusahaan ada yang tidak memperoleh target pendanaan sesuai rencana. (Ahm)
Baca Juga:
Tutup 2013, Bursa AS Cetak Kinerja Terbaik Sejak Era 1990-an
Gempita Terompet Akhir Tahun untuk IHSG 2013 yang Lesu
Laju IHSG Lesu, Transaksi Harian Saham Capai Rp 6,2 Triliun