Perusahaan tambang milik kelompok usaha Bakrie, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) belum berniat menggelar penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) saya usaha barunya. Perusahaan masih harus menuntaskan agenda besar terkait rencana pengalihan saham dua anak usahanya untuk membayar utang.
Head of Investor Relation, Ahmad Reza Wijaya mengatakan, perseroan belum berencana mendorong entitas anak usaha untuk mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI).
"Tidak lah masih jauh, ini saja belum beres. Karena agenda (pengalihan saham) belum selesai," tegas dia usai Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) di Jakarta, Jumat (10/1/2014).
Perusahaan Grup Bakrie, kata Reza, telah menyelesaikan kesepakatan dengan pemegang saham supaya bisa mengalihkan saham PT Kaltim Prima Coal dan PT Bumi Resources Mineral sebagai konsekuensi pembayaran utang kepada China Investment Corporation (CIC) sebesar US$ 1,79 miliar. Keputusan ini diambil dari kuorum 33,4% pemegang saham dalam RUPSLB hari ini dari batas maksimal 33,3%.
Sedangkan dua agenda lainnya tidak mencapai kuorum sehingga BUMI harus kembali menggelar rapat untuk menyepakati agenda tersebut. Kedua agenda itu diantaranya soal persetujuan untuk menjaminkan dan mengalihkan sebagian besar harta kekayaan perseroan.
Agenda lain, terkait perubahan struktur modal saham perseroan dan perubahan serta pengesahan seluruh anggaran dasar dan penambahan modal tanpa HMETD diundur.
Sekadar informasi, BUMI berniat menawarkan saham perdana ke publik atas anak usaha yang akan dibentuknya atau SPV dengan kepemilikan saham 70%.
Direktur sekaligus Sekretaris Perusahaan BUMI, Dileep Srivastava mengakui akan membawa SPV melantai di bursa pada 2014. "Kami akan menempatkan beberapa aset bisnisnya di SPV itu," tukasnya.(Fik/Shd)
Baca Juga
Head of Investor Relation, Ahmad Reza Wijaya mengatakan, perseroan belum berencana mendorong entitas anak usaha untuk mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI).
"Tidak lah masih jauh, ini saja belum beres. Karena agenda (pengalihan saham) belum selesai," tegas dia usai Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) di Jakarta, Jumat (10/1/2014).
Perusahaan Grup Bakrie, kata Reza, telah menyelesaikan kesepakatan dengan pemegang saham supaya bisa mengalihkan saham PT Kaltim Prima Coal dan PT Bumi Resources Mineral sebagai konsekuensi pembayaran utang kepada China Investment Corporation (CIC) sebesar US$ 1,79 miliar. Keputusan ini diambil dari kuorum 33,4% pemegang saham dalam RUPSLB hari ini dari batas maksimal 33,3%.
Sedangkan dua agenda lainnya tidak mencapai kuorum sehingga BUMI harus kembali menggelar rapat untuk menyepakati agenda tersebut. Kedua agenda itu diantaranya soal persetujuan untuk menjaminkan dan mengalihkan sebagian besar harta kekayaan perseroan.
Agenda lain, terkait perubahan struktur modal saham perseroan dan perubahan serta pengesahan seluruh anggaran dasar dan penambahan modal tanpa HMETD diundur.
Sekadar informasi, BUMI berniat menawarkan saham perdana ke publik atas anak usaha yang akan dibentuknya atau SPV dengan kepemilikan saham 70%.
Direktur sekaligus Sekretaris Perusahaan BUMI, Dileep Srivastava mengakui akan membawa SPV melantai di bursa pada 2014. "Kami akan menempatkan beberapa aset bisnisnya di SPV itu," tukasnya.(Fik/Shd)
Baca Juga
Kuorum, Bumi Resources Gelar RUPSLB
Rencana Bumi Resources Bayar Utang ke CIC Terancam Molor