PT Adaro Energy Tbk (ADRO), salah satu perusahaan batu bara yang tercatat di bursa mencatatkan volume produksi batu bara mencapai 52,27 juta ton pada 2013.
Total produksi batu bara perseroan itu masih sesuai target perseroan. Target produksi batu bara ditetapkan sebesar 50-52 juta ton/ million tonnes (Mt) pada 2013.
Perseroan mencatatkan produksi mencapai 13,59 juta ton pada kuartal IV 2013. Angka produksi itu turun 1,01% dari kuartal III 2013 sebesar 13,73 juta ton.
Sekretaris Perusahaan PT Adaro Energy Tbk, Devindra Ratzarwin menuturkan, produksi perseroan tersebut didukung dari permintaan solid dan kinerja baik dari para kontraktor.
"Meski di tengah musim penghujan, kami dapat mencatatkan volume produksi untuk kuartal IV 2013 mencapai 13,59 Mt, yang dapat memenuhi kenaikan permintaan, terutama dari China," ujar Devindra dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), yang ditulis, Rabu (5/2/2014).
Volume produksi perseroan meningkat juga didukung produksi dari tambang Paringin dan Wara naik 10% quater over quater (q-oq). Sementara produksi dari tambang Tutupan mengalami penurunan sebesar 5%.
Selain itu, meski kondisi ekonomi global mempengaruhi permintaan batu bara, perseroa mampu menjual batu bara mencapai 53,47 Mt selama 2013. Volume penjualan batu bara perseroan naik 10% year on year (y-o-y).
Perseroan mencatatkan penjualan batu bara mencapai 14,36 Mt pada kuartal IV 2013. Penjualan batu bara tersebut naik dari periode kuartal III 2013 sebesar 14,10 Mt.
Penjualan batu bara yang naik 10% ini juga didukung dari strategi perseroan untuk memperkenalkan produk baru yaitu E4900 pada kuartal IV 2013. Produk baru itu mendapatkan sambutan baik di China, Spanyol, Hong Kong, India, dan Indonesia.
Sementara itu, perseroan mampu menekan nisbah kupas aktual mencapai 5,28x pada kuartal IV 2013. Angka itu 10% lebih rendah secara q-o-q. Nisbah kupas perseroan mencapai 5,64x pada 2013 dari target perseroan sekitar 5,75x. Adaro telah memindahkan 294,86 Mbcm lapisan penutup pada 2013 atau turun 11% year on year.
Target Produksi 2014
Perseroan menargetkan produksi batu bara mencapai 54-56 juta ton pada 2014. Akan tetapi, hal tersebut masih menunggu persetujuan pemerintah.
Target produksi batu bara perseroan tersebut naik tipis dari realisasi produksi batu bara perseroan mencapai 52,26 juta ton pada 2013. Untuk mendukung kinerja produksi tahun ini, perseroan yang memiliki kode emiten ADRO ini menganggarkan belanja modal AS$200 juta-AS$250 juta.
Devindra mengatakan, pihaknya akan mempertahankan kehandalan pasokan bagi pelanggan untuk mendukung kinerja perseroan.
Selain itu, perseroan melanjutkan peningkatan efisiensi operasional dan menjaga neraca. Perseroan menargetkan nisbah kupas yang direncanakan sebesar 5,78x pada 2014 dari realisasi nisbah kupas tahun 2013 sebesar 5,6x. (Ahm)
Total produksi batu bara perseroan itu masih sesuai target perseroan. Target produksi batu bara ditetapkan sebesar 50-52 juta ton/ million tonnes (Mt) pada 2013.
Perseroan mencatatkan produksi mencapai 13,59 juta ton pada kuartal IV 2013. Angka produksi itu turun 1,01% dari kuartal III 2013 sebesar 13,73 juta ton.
Sekretaris Perusahaan PT Adaro Energy Tbk, Devindra Ratzarwin menuturkan, produksi perseroan tersebut didukung dari permintaan solid dan kinerja baik dari para kontraktor.
"Meski di tengah musim penghujan, kami dapat mencatatkan volume produksi untuk kuartal IV 2013 mencapai 13,59 Mt, yang dapat memenuhi kenaikan permintaan, terutama dari China," ujar Devindra dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), yang ditulis, Rabu (5/2/2014).
Volume produksi perseroan meningkat juga didukung produksi dari tambang Paringin dan Wara naik 10% quater over quater (q-oq). Sementara produksi dari tambang Tutupan mengalami penurunan sebesar 5%.
Selain itu, meski kondisi ekonomi global mempengaruhi permintaan batu bara, perseroa mampu menjual batu bara mencapai 53,47 Mt selama 2013. Volume penjualan batu bara perseroan naik 10% year on year (y-o-y).
Perseroan mencatatkan penjualan batu bara mencapai 14,36 Mt pada kuartal IV 2013. Penjualan batu bara tersebut naik dari periode kuartal III 2013 sebesar 14,10 Mt.
Penjualan batu bara yang naik 10% ini juga didukung dari strategi perseroan untuk memperkenalkan produk baru yaitu E4900 pada kuartal IV 2013. Produk baru itu mendapatkan sambutan baik di China, Spanyol, Hong Kong, India, dan Indonesia.
Sementara itu, perseroan mampu menekan nisbah kupas aktual mencapai 5,28x pada kuartal IV 2013. Angka itu 10% lebih rendah secara q-o-q. Nisbah kupas perseroan mencapai 5,64x pada 2013 dari target perseroan sekitar 5,75x. Adaro telah memindahkan 294,86 Mbcm lapisan penutup pada 2013 atau turun 11% year on year.
Target Produksi 2014
Perseroan menargetkan produksi batu bara mencapai 54-56 juta ton pada 2014. Akan tetapi, hal tersebut masih menunggu persetujuan pemerintah.
Target produksi batu bara perseroan tersebut naik tipis dari realisasi produksi batu bara perseroan mencapai 52,26 juta ton pada 2013. Untuk mendukung kinerja produksi tahun ini, perseroan yang memiliki kode emiten ADRO ini menganggarkan belanja modal AS$200 juta-AS$250 juta.
Devindra mengatakan, pihaknya akan mempertahankan kehandalan pasokan bagi pelanggan untuk mendukung kinerja perseroan.
Selain itu, perseroan melanjutkan peningkatan efisiensi operasional dan menjaga neraca. Perseroan menargetkan nisbah kupas yang direncanakan sebesar 5,78x pada 2014 dari realisasi nisbah kupas tahun 2013 sebesar 5,6x. (Ahm)