Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu bergerak di zona hijau selama sesi pertama perdagangan saham seiring bursa saham regional positif.
Selain itu, rilis pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mencapai 5,78% pada 2013 juga menambah sentimen ke pasar modal. Sentimen lainnya yaitu tekanan jual asing juga tidak sebesar pada perdagangan saham kemarin yang mencapai Rp 340 miliar. Aksi jual bersih asing sekitar Rp 35 miliar selama sesi pertama hari ini.
Pada penutupan sesi pertama hari ini, IHSG ditutup naik tipis 15,01 poin atau 0,34% menjadi 4.367,27. Indeks saham LQ45 menguat tipis 0,42% ke level 729,65. Penguatan indeks saham ini juga seiring 167 saham bergerak di zona hijau. Sementara itu, 75 saham bergerak melemah dan 81 saham tidak bergerak.
Total frekuensi perdagangan saham mencapai 118,82 kali dengan volume perdagangan saham 2 miliar saham. Nilai transaksi perdagangan saham sekitar Rp 2,35 triliun.
Sebagian besar sektor saham menguat pada perdagangan saham hari ini kecuali sektor saham keuangan yang turun 0,09%. Sektor saham menguat antara lain sektor saham infrastruktur menguat 069%, sektor saham konstruksi naik 0,66%, dan sektor saham aneka industri menguat 0,62%.
Adapun saham-saham yang mendaki antara lain saham AIMS naik 17,23% menjadi Rp 585 per saham, saham HERO naik 5,19% menjadi Rp 2.840 per saham, dan saham HMSP naik 2,69% ke level Rp 68.700 per saham.
Saham-saham lapis kedua mencatatkan pelemahan pada sesi pertama hari ini antara lain saham CTBN turun 20% ke level Rp 5.200 per saham, saham MIDI turun 11,3% ke level Rp 510 per saham, dan saham MREI merosot 18,16% ke level Rp 2.005 per saham.
Kepala Riset PT Universal Broker Securities, Satrio Utomo mengatakan, produk domestik bruto (PDB) Indonesia yang mencapai 5,78% pada 2013 ini di atas harapan pelaku pasar. PDB Indonesia diperkirakan 5,3% pada 2013. Memang PDB Indonesia cenderung melambat pada 2013. Tahun 2012, PDB Indonesia mencapai 6,23%.
"Pertumbuhan ekonomi di atas harapan pasar menambah tabungan berita positif pada pekan ini. Memang inflasi agak jelek tetapi surplus yang terjadi pada Desember memberi sentimen positif di tengah sentimen regional yang kurang baik," ujar Satrio saat dihubungi Liputan6.com.
Satrio mengharapkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia di atas harapan pasar dapat mendongkrak laju IHSG pada sesi kedua perdagangan saham hari ini. IHSG diperkirakan bergerak di kisaran support 4.330-4.350 dan kisaran resistance di level 4.367-4.400.
Dengan sentimen pengumuman pertumbuhan ekonomi itu, Satrio merekomendasikan untuk mencermati sektor saham perbankan.
Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan realisasi pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal IV-2013 (yoy) minus 1,42% dibandingkan kuartal III-2013.
Sementara secara kumulatif (Januari-Desember 2013), pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,78%. Adapun pertumbuhan ekonomi kuartal IV-2012 ke kuartal IV 2013 mencapai 5,72%.
Kepala BPS Suryamin menilai saat ini perekonomian global menunjukkan sinyal yang baik. "Ada perbaikan di China dan AS masih kuatnya ekspor kita. Ada data ekspor kuartal 4 signifikan meningkat," kata Suryamin.
Dia mengakui terkait krisis di beberapa negara, pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat diprediksi 1,6% namun realisasinya 1,9%. Hal ini dikatakan berdampak kepada Indonesia, terutama pada kinerja ekspor, dan sektor pariwisata. (Ahm)
Selain itu, rilis pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mencapai 5,78% pada 2013 juga menambah sentimen ke pasar modal. Sentimen lainnya yaitu tekanan jual asing juga tidak sebesar pada perdagangan saham kemarin yang mencapai Rp 340 miliar. Aksi jual bersih asing sekitar Rp 35 miliar selama sesi pertama hari ini.
Pada penutupan sesi pertama hari ini, IHSG ditutup naik tipis 15,01 poin atau 0,34% menjadi 4.367,27. Indeks saham LQ45 menguat tipis 0,42% ke level 729,65. Penguatan indeks saham ini juga seiring 167 saham bergerak di zona hijau. Sementara itu, 75 saham bergerak melemah dan 81 saham tidak bergerak.
Total frekuensi perdagangan saham mencapai 118,82 kali dengan volume perdagangan saham 2 miliar saham. Nilai transaksi perdagangan saham sekitar Rp 2,35 triliun.
Sebagian besar sektor saham menguat pada perdagangan saham hari ini kecuali sektor saham keuangan yang turun 0,09%. Sektor saham menguat antara lain sektor saham infrastruktur menguat 069%, sektor saham konstruksi naik 0,66%, dan sektor saham aneka industri menguat 0,62%.
Adapun saham-saham yang mendaki antara lain saham AIMS naik 17,23% menjadi Rp 585 per saham, saham HERO naik 5,19% menjadi Rp 2.840 per saham, dan saham HMSP naik 2,69% ke level Rp 68.700 per saham.
Saham-saham lapis kedua mencatatkan pelemahan pada sesi pertama hari ini antara lain saham CTBN turun 20% ke level Rp 5.200 per saham, saham MIDI turun 11,3% ke level Rp 510 per saham, dan saham MREI merosot 18,16% ke level Rp 2.005 per saham.
Kepala Riset PT Universal Broker Securities, Satrio Utomo mengatakan, produk domestik bruto (PDB) Indonesia yang mencapai 5,78% pada 2013 ini di atas harapan pelaku pasar. PDB Indonesia diperkirakan 5,3% pada 2013. Memang PDB Indonesia cenderung melambat pada 2013. Tahun 2012, PDB Indonesia mencapai 6,23%.
"Pertumbuhan ekonomi di atas harapan pasar menambah tabungan berita positif pada pekan ini. Memang inflasi agak jelek tetapi surplus yang terjadi pada Desember memberi sentimen positif di tengah sentimen regional yang kurang baik," ujar Satrio saat dihubungi Liputan6.com.
Satrio mengharapkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia di atas harapan pasar dapat mendongkrak laju IHSG pada sesi kedua perdagangan saham hari ini. IHSG diperkirakan bergerak di kisaran support 4.330-4.350 dan kisaran resistance di level 4.367-4.400.
Dengan sentimen pengumuman pertumbuhan ekonomi itu, Satrio merekomendasikan untuk mencermati sektor saham perbankan.
Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan realisasi pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal IV-2013 (yoy) minus 1,42% dibandingkan kuartal III-2013.
Sementara secara kumulatif (Januari-Desember 2013), pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,78%. Adapun pertumbuhan ekonomi kuartal IV-2012 ke kuartal IV 2013 mencapai 5,72%.
Kepala BPS Suryamin menilai saat ini perekonomian global menunjukkan sinyal yang baik. "Ada perbaikan di China dan AS masih kuatnya ekspor kita. Ada data ekspor kuartal 4 signifikan meningkat," kata Suryamin.
Dia mengakui terkait krisis di beberapa negara, pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat diprediksi 1,6% namun realisasinya 1,9%. Hal ini dikatakan berdampak kepada Indonesia, terutama pada kinerja ekspor, dan sektor pariwisata. (Ahm)