Sukses

Berbalik Arah, IHSG Naik Tipis 5 Poin

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil ditutup menguat 5,5 poin ke level 4.593,22 pada Kamis pekan ini.

Indeks saham bergerak liar di dua zona pada perdagangan saham Kamis pekan ini. Sentimen negatif dari bursa saham Asia turut berdampak terhadap pergerakan indeks saham.

Menjelang 10 menit penutupan perdagangan saham hari ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik arah ke zona hijau. Aksi beli bersih oleh investor asing turut menopang penguatan IHSG.

Pada penutupan perdagangan saham Kamis (20/2/2014), IHSG ditutup naik 5,5 poin atau 0,12% ke level 4.593,22. Indeks saham LQ45 menguat 0,37% ke level 776,41.

Sebanyak 183 saham bergerak melemah pada hari ini. Sementara itu, 111 saham bergerak menguat sehingga IHSG berbalik arah ke zona hijau. Adapun 72 saham diam di tempat.

Frekuensi perdagangan saham mencapai 191.869 kali dengan volume perdagangan saham 6,03 miliar saham pada hari ini. Nilai transaksi perdagangan saham pun cukup tinggi di atas rata-rata harian pada 2013 sebesar Rp 6,5 triliun. Transaksi harian saham mencapai Rp 7,15 triliun.

Lima sektor saham bergerak menguat dan lima sektor saham juga melemah. Sektor saham industri dasar, consumer goods dan keuangan mampu bergerak di zona hijau.

Sektor saham konstruksi turun 1,36%, disusul sektor saham aneka industri melemah 0,87%, dan sektor saham manufaktur melemah 0,21%.

Berdasarkan data RTI, investor asing masih melanjutkan aksi beli bersih. Aksi beli bersih asing mencapai Rp 1 triliun. Namun pemodal lokal melakukan aksi jual bersih mencapai Rp 1 triliun.

Saham-saham lapis kedua masih mencatatkan kenaikan signikan. Saham PNSE naik 12% ke level Rp 560 per saham, saham ICON menguat 20,55% ke level Rp 352 per saham, dan saham DSNG naik 8,11% ke level Rp 2.600 per saham.

Saham-saham yang melemah antara lain saham DUTI turun 11,24% ke level Rp 3.950 per saham, saham SMSM melemah 11% ke level Rp 3.560 per saham, dan saham MAYA turun 5,14% ke level Rp 1.660 per saham.

Analis PT Trust Securities, Reza Priyambada mengatakan, indeks saham sempat bergerak di zona merah karena aksi ambil untung yang dilakukan pelaku pasar. Selain itu, aksi jenuh beli juga menambah sentimen negatif ke bursa saham.

"Pergerakan indeks saham melemah karena aksi ambil untung oleh pelaku pasar. Ekspor Jepang melambat dan indeks manufaktur China akhirnya membuat pelaku pasar memanfaatkan momen untuk ambil untung," kata Reza, saat dihubungi Liputan6.com, hari ini. (Ahm)

Video Terkini