Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksikan menguat pada awal pekan ini. Meski belum ada katalis baru namun bila investor asing melakukan aksi belinya dapat menopang IHSG.
Analis PT Sinarmas Sekuritas, Christandi Rheza Mihardja mengatakan, IHSG akan bergerak menguat di kisaran 4.623-4.680. Sejumlah rilis data ekpnomi China dan Amerika Serikat (AS) akan mempengaruhi pergerakan indeks saham.
"Perdagangan pada Senin ini akan dipengaruhi data house price index China yang diperkirakan naik dari 9,9% menjadi 11,25%. Selain itu, data business climate german diperkirakan naik," ujar Christandi dalam ulasannya, Senin (24/2/2014).
Ia menambahkan, data existing homes Sales AS juga akan menambah sentimen terhadap indeks saham. Namun, Kepala Riset PT Universal Broker Securities, Satrio Utomo menilai, bursa saham cenderung minim sentimen pada akhir Februari 2014.
Satrio menuturkan, bila ada rilis laporan keuangan maka itu dapat memberikan sentimen ke bursa saham. Ia memproyeksikan, IHSG masih ada peluang kembali menguat.
"IHSG akan berada di kisaran resistance 4.600-4.700 dan kisaran support 4.634-4.600," kata Satrio.
Ia memprediksikan, saham batu bara cenderung tertekan. Hal itu dikarenakan rilis laporan keuangan PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) yang menunjukkan belum ada perbaikan untuk emiten batu bara. Oleh karena itu, rilis laporan keuangan tersebut memberikan sentimen negatif untuk saham batu bara.
Rekomendasi Saham
Christandi mengatakan, ada empat saham yang dapat diperhatikan pada awal pekan ini. Saham-saham itu antara lain PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB), PT BW Plantation Tbk (BWPT), PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK), dan PT Malindo Feedmill Tbk (MAIN).
Sementara itu, Satrio memilih saham konstruksi seperti PT Adhi Karya Tbk dan PT Wijaya Karya Tbk (WIKA). Lalu untuk sektor perbankan, Satrio merekomendasikan sell on strength sejumlah saham emiten bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
"Saham perbankan lapis pertama sell on strength," kata Satrio.
Rekomendasi Saham
Analis PT HD Capital Tbk, Yuganur Widjanarko memilih saham PT Holcim indonesia Tbk. "Breakout di emiten semen ini pasca konsolidasi seminggu dalam batasan formasi kenaikan jangka pendek baru yang terbentuk akan mengalami aksi ambil untung," kata Yuganur.
Ia pun merekomendasikan, akumulasi karena target resistance di Rp 2.425-Rp 2.475 masih dalam skenario berikutnya. Yuganur mengatakan, entry (1) Rp 2.275, entry (2) Rp 2.225, dan cut loss point Rp 2.175.
"Buy dengan trading target Rp 2.425-Rp 2.475," kata Yuganur. (Ahm)
Analis PT Sinarmas Sekuritas, Christandi Rheza Mihardja mengatakan, IHSG akan bergerak menguat di kisaran 4.623-4.680. Sejumlah rilis data ekpnomi China dan Amerika Serikat (AS) akan mempengaruhi pergerakan indeks saham.
"Perdagangan pada Senin ini akan dipengaruhi data house price index China yang diperkirakan naik dari 9,9% menjadi 11,25%. Selain itu, data business climate german diperkirakan naik," ujar Christandi dalam ulasannya, Senin (24/2/2014).
Ia menambahkan, data existing homes Sales AS juga akan menambah sentimen terhadap indeks saham. Namun, Kepala Riset PT Universal Broker Securities, Satrio Utomo menilai, bursa saham cenderung minim sentimen pada akhir Februari 2014.
Satrio menuturkan, bila ada rilis laporan keuangan maka itu dapat memberikan sentimen ke bursa saham. Ia memproyeksikan, IHSG masih ada peluang kembali menguat.
"IHSG akan berada di kisaran resistance 4.600-4.700 dan kisaran support 4.634-4.600," kata Satrio.
Ia memprediksikan, saham batu bara cenderung tertekan. Hal itu dikarenakan rilis laporan keuangan PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) yang menunjukkan belum ada perbaikan untuk emiten batu bara. Oleh karena itu, rilis laporan keuangan tersebut memberikan sentimen negatif untuk saham batu bara.
Rekomendasi Saham
Christandi mengatakan, ada empat saham yang dapat diperhatikan pada awal pekan ini. Saham-saham itu antara lain PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB), PT BW Plantation Tbk (BWPT), PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK), dan PT Malindo Feedmill Tbk (MAIN).
Sementara itu, Satrio memilih saham konstruksi seperti PT Adhi Karya Tbk dan PT Wijaya Karya Tbk (WIKA). Lalu untuk sektor perbankan, Satrio merekomendasikan sell on strength sejumlah saham emiten bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
"Saham perbankan lapis pertama sell on strength," kata Satrio.
Rekomendasi Saham
Analis PT HD Capital Tbk, Yuganur Widjanarko memilih saham PT Holcim indonesia Tbk. "Breakout di emiten semen ini pasca konsolidasi seminggu dalam batasan formasi kenaikan jangka pendek baru yang terbentuk akan mengalami aksi ambil untung," kata Yuganur.
Ia pun merekomendasikan, akumulasi karena target resistance di Rp 2.425-Rp 2.475 masih dalam skenario berikutnya. Yuganur mengatakan, entry (1) Rp 2.275, entry (2) Rp 2.225, dan cut loss point Rp 2.175.
"Buy dengan trading target Rp 2.425-Rp 2.475," kata Yuganur. (Ahm)