Liputan6.com, Jakarta Tak seperti dulu, hampir tiga tahun terakhir penyanyi jazz Tompi telah mandul dalam memproduksi album. Hal ini terpaksa dilakukan Tompi lantaran melihat kondisi pembajakan lagu yang semakin parah.
"Pemerintah masih terlalu bodoh mengatasi hal ini, kalau dikelolanya benar padahal bisa kok. Saat ini proses penjualan download-nya itu nggak sesuai. Memblok pembajakan sebenarnya lebih murah biayanya daripada membuat karya yang benar (original)," ketus Tompi ditemui di kawasan Sarinah, Jakarta Pusat, Rabu (19/3/2014).
Gara-gara itu juga, pelantun Menghujam Jantungku ini mulai malas menelurkan album. Padahal tercatat sejak 2003 hingga 2010, dirinya tak pernah absen mengeluarkan karya baru setiap tahunnya.
Advertisement
"Gara-gara itu jadi malas juga ya. Saya nggak terlalu peduli, sudah agak apatis ya. Kita sudah fight berbagai cara untuk melawan pembajakan. Tapi ya mau gimana lagi?" ucapnya.
Selain itu, tompi juga mengecam beberapa label musik yang bekerja sama dengan toko makanan cepat saji yang menjadi tempat distribusi penjualan album.
"Habis mau bagaimana, buat album ratusan juta, ujung-ujungnya dijual di 'toko ayam' (makanan cepat saji). Kalau kita tahu harga satu keping CD itu dijualnya di toko ayam berapa coba? Nggak sesuai," papar dokter 35 tahun tersebut.