Sukses

Musim Kampanye, Trio Singa Pasang Tarif Rp 30 Juta

Trio asuhan Yenny Anggraeny mengaku jika musik dangdut memang terbilang efektif untuk menarik massa.

Liputan6.com, Jakarta Musik dangdut tidak bisa dipisahkan dari kegiatan kampanye yang belakangan sedang ramai dilakukan oleh partai politik. Dangdut dianggap bisa menarik massa dalam kegiatan pilkada dan juga pemilu. Hal ini yang membuat banyak penyanyi dangdut banyak meraup rezeki berlimpah, termasuk yang dialami oleh trio penyanyi dangdut, Trio Singa yang memiliki personil Rena, Bunga dan Sary.

"Kami sudah sering manggung di Pilkada dulu. Dan musim kampanye ini bisa dibilang striping. Tanggal 17 Maret kemaren sama Nasdem ke Palu. Nanti 22, 23, 28, 30 Maret dan 3 April dengan PDI-P," kata Rena kepada wartawan saat ditemui di kawasan Senayan, Jakarta, Minggu (23/3/2014).

Trio asuhan Yenny Anggraeny mengaku jika musik dangdut memang terbilang efektif untuk menarik massa. "Daya tarik dangdut untuk penggalangan massa itu sangat dahsyat. Apalagi bagi kami yang penampilannya selalu bikin heboh," ujar Rena.

Bahkan, grup pemilik tembang Trio Singa Bergoyang ini mengatakan jika sebuah perhelatan kampanye tidak akan meriah jika tidak ada musik dangdut.

"Hubungannya seperti sayur asam dengan garam. Karena tanpa garam sebuah masakan tak akan terasa lezat. Begitupun dengan kampanye politik tanpa hiburan dangdut akan sepi dan tidak ada massa," imbuhnya.

"Diakui atau tidak, masyarakat Indonesia, semua kalangan, baik menengah ke bawah bahkan kalangan atas pun sekarang udah pada gila dangdut," tandasnya.

Saat disinggung soal tarif manggung, Trio Singa yang terbilang baru di dunia musik dangdut mengaku mematok tarif Rp 30 juta sekali manggung.

"Bayaran manggung Rp 30 juta per titik. Kita sih nggak naikkan bayaran, seperti biasa. Tapi untuk intensitas jadi naik seratus persen kegiatannya. Sampai sering nolak karena jadwal bentrok," pungkas Sary.