Liputan6.com, Jakarta Dua puluh tahun yang lalu, tepatnya 5 April 1994, dunia musik internasional kehilangan musisi kelas wahid. Dia adalah gitaris grup band Nirvana, Kurt Cobain. Kematiannya terbilang tragis karena dalam saku jaketnya terdapat surat bunu diri yang juga merupakan cara perpisahan Cobain.
Kurt Donald Cobain lahir dari sebuah keluarga yang hidup sederhana. Ayahnya adalah seorang mekanik dan ibu Kurt Cobain bekerja sebagai pelayan restoran. Cobain lahir 20 Februari 1967 di Aberdeen, Washington.
Keadaan ekonomi kedua orangtua Kurt Cobain memaksa Kurt untuk akrab dengan segala bentuk kekurangan. Penderitaan Kurt bukan hanya berakhir di situ.
Perceraian kedua orangtuanya semakin menambah jalan hidup Kurt menjadi berliku. Latar belakang keluarga Kurt Cobain juga pasti tidak akan ketinggalan ketika seseorang menulis buku biografi Kurt Cobain.
Saat perceraian itu terjadi, Kurt berusia sepuluh tahun. Saat teman-teman sebaya Kurt masih menikmati kasih sayang dari kedua orangtua secara utuh, Kurt Cobain dipaksa oleh keadaan untuk menelan kenyataan yang tidak sesuai dengan keinginannya.
Kurt Cobain menjadi anak pemurung sejak perpisahan kedua orang tua nya, dia menjadi pendiam dan tidak mudah percaya terhadap orang lain, padahal sebelum orang tua nya bercerai kurt merupakan anak yang ceria dan memiliki empati yang besar terhadap orang lain.
Dari halaman awal, kepedihan sepertinya menjadi tema dalam biografi Kurt Cobain ini. Kurt Cobain tumbuh menjadi remaja yang limbung. Lingkungan pendidikan di Amerika pada saat itu cenderung kasar dan semakin memberikan pengaruh buruk bagi jiwa Kurt yang masih remaja.
Pelarian Kurt dari kenyataan hidup yang pahit ia tuangkan dalam musik. Sejak saat itulah, Kurt sangat menggilai musik dalam hidupnya. Kurt cobain sejak kecil sudah gemar bermain drum dan memiliki drum set bergambar micky mouse, hingga pada saat beranjak remaja kurt di belikan gitar oleh paman nya dan kurt pun mulai untuk memainkan jari-jari nya untuk bermain gitar, dan dia rubah semua letak senarnya karna dia bermain gitar dengan tangan kidal.
Lagu pertama yang di mainkan kurt adalah Stairway To Heaven dari Led Zeppelin, kurt pun mahir dalam memainkan lagu tersebut karna memainkannya berulang-ulang.
Dalam bermain alat musik seperti gitar ibu kurt tidak mendukung kegemaran kurt dalam bermain musik.
Ketika seseorang berada dalam keadaan sosial serta mental yang tidak baik, kecenderungan untuk melarikan diri pada hal-hal yang buruk sangat besar. Namun, Kurt Cobain lebih memilih untuk menjadikan musik sebagai pelampiasan kekecewaannya terhadap keadaan.
Ia membuat sebuah band dan memanfaatkan garasi sebagai studio latihan mereka. Kurt bergabung dengan band-band garasi di wilayahnya, sekitar Aberdeen, Washington.
Kurt cobain pun juga pernah mengalami masa-masa sulit seperti pernah tidur di kolong jembatan, memancing ikan di sungai untuk dimakannya.
Dan pada saat kurt ingin membuat sebuah band ia kesulitan untuk mencari personil, hingga pada akhirnya kurt bertemu dengan krist novoselic dan mengajaknya untuk bermain bass di band nya nirvana.
Mereka berdua kemudian membentuk sebuah band pada awal 1985.Awal perjalanan karir musik Kurt Cobain secara serius juga bisa Anda baca dalam biografi Kurt Cobain yang banyak beredar di toko buku.
Kurt Cobain saat itu menjadi drummer. Satu tahun kemudian yaitu pada 1986, mereka berdua kedatangan seorang personil baru, Chad Channing.
Chad Channing lah yang menggantikan posisi Kurt Cobain sebagai drummer. Pada 1987, terbentuklah sebuah band yang nantinya akan menggemparkan dunia musik, Nirvana.
Dalam bermusik, Nirvana banyak terinspirasi dari band-band yang juga beraliran keras, seperti Black Sabbath, The Sex Pistols, The Melvins dan Mudhoney.
Nirvana mulai meluncurkan albumnya pada 1989 melalui jalur indie. Meskipun demikian, Kurt Cobain dan kawan-kawannya terlihat menekuni dunia musik ini secara serius.
Kurt Cobain karena Broken Home Jadi Suka Bermusik
Keadaan ekonomi kedua orangtua Kurt Cobain memaksa Kurt untuk akrab dengan segala bentuk kekurangan.
Advertisement