Sukses

Tantri Kotak: Musisi Indonesia Dibutuhkan Namun Disepelekan

Tantri (vokalis bad Kotak) mencurahkan isi hatinya tentang kondisi industri musik Indonesia, juga tentang cinta.

Liputan6.com, Jakarta Industri musik Indonesia tengah mengalami krisis. Band dan penyanyi baru masih terus bermunculan, tapi label musik banyak yang gulung tikar. Kalau di era 90an, sebuah album bisa terjual hingga jutaan copy, sekarang untuk menjual 10 ribu copy saja sudah menjadi sebuah prestasi.

Lewat akun Instagram miliknya, Tantri (vokalis bad Kotak) mencurahkan isi hatinya tentang kondisi industri musik Indonesia.

"Ada pertanyaan yang sering dilontarkan orang, mbak kapan ngeluarin album lagi? Padahal Kotak baru launching awal bulan April ini, nasib musisi dan musik Indonesia saat ini seakan dibutuhkan namun disepelekan," begitu Tantri menulis pada Rabu (23/4/2014).

"Kami dituntut untuk berkarya namun apresiasi minim, dikarenakan banyaknya toko cd yang gulung tikar," sambung pemilik nama lengkap Tantri Syalindri Ichlasar.

Tantri juga menyentil soal sensasi yang kerap dihadirkan para selebriti demi mendongkrak popularitas. Ada beberapa band atau penyanyi solo yang menggunakan sensasi saat akan meluncurkan single baru agar dicari orang. Disadari, sensasi memang mampu mendongkrak popularitas yang selanjutnya dapat mendatangkan job. Ada sebuah teori: semakin populer seorang artis atau band semakin mahal honornya.

Namun Tantri dan juga band Kotak menolak tegas menggunakan jalur sensasi. "Apakah dibutuhkan sensasi lebih untuk mendongkrak popularitas agar bisa ditengok??? Untungnya jawaban saya, kita akan memberikan prestasi bukan sensasi," tegas Tantri yang lahir di Tangerang, 9 Agustus 1989.

Di usianya yang ke-10, Kotak memang semakin menancapkan kukunya di dunia musik Tanah Air. Berbagai penghargaan diraih band Kotak taupun personilnya. Baru-baru ini, Chua, bassist Kotak berhasil menyabet penghargaan sebagai Pemain Bass Paling Ngetop di ajang SCTV Music Award 2014, menyisihkan saingannya: Andro "Nidji", Makki "Ungu", Nard "Geisha" dan Bondan Prakoso.

Di awal April, tepat di usianya yang genap 10, Kotak yang terdiri dari Tantri, Chua (bass) dan Cella (gitar) juga meluncurkan album baru bertajuk Never Dies. Album yang menjadi harapan bahwa semangat bermusik Kotak tidak pernah mati.

"Kami berbicara tentang kekayaan alam Indonesia, bobroknya sistem pemerintahan Indonesia dan ragamnya aliran musik, namun kita tetap satu karena musik, dan kita berbicara CINTA!! Cinta yang mempersatukan dan jangan ragu untuk berkata cinta, karena itu yang mendamaikan. Suara hati saya sebagai anak bangsa!" tutup Tantri.

Video Terkini