Liputan6.com, Jakarta Popularitas dan kesuksesan yang direngkuh grup band Nidji sempat membutakan hati sang vokalis, Giring Ganesha. Ia menuturkan, sempat mengalami star syndrome karena merasa sudah menjadi bintang besar dan sukses.
Cerita tersebut terselip saat Giring memaparkan proses lahirnya lagu Laskar Pelangi yang dijadikan sebagai soundtrack film berjudul serupa.
"Waktu itu saya 25 tahun. Saya pulang keliling tur Indonesia dan ada ratusan juta rupiah di rekening saya. Otomatis saya senang, terus foya-foya ke Bali," ucap Giring disela-sela peluncuran album Nidji berjudul King Of Soundtrack di Fx Lifestyle, Sudirman, Jakarta Pusat, Jumat (25/4/2014).
Di puncak popularitasnya, Giring dibuat terlena dengan kehidupan duniawi yang membuatnya lupa pada arti hidup yang sebenarnya.
"Saya menikmati jadi rock and roll star waktu itu, tapi saya merasa sepi dan kosong. Kita lagi di puncak karier banget waktu itu," urai Giring.
Beruntung, Giring cepat tersadar karena sang ibunda memintanya membaca novel Laskar Pelangi yang dibuat oleh novelis Andrea Hirata. Saat membaca buku itu, ia merasa tersentuh dengan perjuangan anak-anak sekolah di Belitong.
"Saya baca Laskar Pelangi dan Laskar Pemimpi itu saya nangis. Terus saya bilang ke teman-teman kalau buku ini bagus dan kalau dibikin film kita harus isi soundtracknya," terang bapak dua anak itu.
Gayung pun bersambut. Tak lama kemudian, Giring dihubungi oleh produser film `Laskar Pelangi` yakni Mira Lesmana. "Saya ditelepon sama mbak Mira Lesmana dan diminta bikin soundtracknya. Laskar Pelangi adalah awal mula kita bikin lagu soundtrack untuk film," tutup Giring.
Giring 'Nidji' Akui Sempat Terkena Star Syndrome
Popularitas dan kesuksesan yang direngkuh grup band Nidji sempat membutakan hati sang vokalis, Giring Ganesha.
Advertisement