Liputan6.com, Jakarta Sebagai aktris senior, Desy Ratnasari punya sudut pandang berbeda terhadap dunia film dan sinetron saat ini. Bagi Desy, pola kejar tayang membuat akting para pemain sinetron menjadi tidak berkembang dan serba instan.
Mengenang masa lalu, Desy menceritakan bagaimana sulitnya berakting secara natural. Ia teringat satu adegan saat bermain di sinetron Bukan Perempuan Biasa, satu dekade lalu.
"Segala sesuatu yang serba instan itu kan efeknya kurang baik ketimbang konsep yang terencana. Dulu pernah mengalami ada adegan dipukul. Saya main dengan Christine Hakim. Janjiannya pura-pura dipukul, tidak kena, eh malah dia pukul beneran," cerita Desy Ratnasari di kawasan Kapten Tendean, Jakarta Selatan, Selasa (29/4/2014).
Advertisement
Dipukul aktris sekelas Christine Hakim di depan kamera, Desy kaget. Namun, karena kamera terus merekam, alhasil pelantun Tenda Biru itu tetap melanjutkan aktingnya. Siapa sangka, tamparan Christine itu membuat Desy meraih penghargaan.
"Di tahun saya jadi dapet penghargaan di Festival Sinetron Indonesia. Saya bersyukur bisa memiliki pengalaman bekerja di dunia hiburan yang terkonsep dengan baik," pungkas Desy Ratnasari.
Di dunia akting, nama Desy Ratnasari sangat berkibar di era 90an. Ia sempat menjadi artis termahal di Indonesia kala itu. Desy selalu mendapat peran protagonis, alias sosok baik-baik.
Tak cuma di dunia akting, nama Desy Ratnasari juga berkibar di model dan tarik suara. Ia pun sempat dinobatkan sebagai salah satu wanita tercantik di Indonesia, terlebih ia menjadi model sebuah iklan sabun yang menyejajarkannya dengan para selebriti cantik dunia.