Liputan6.com, Jakarta Model yang juga aktivis kemanusiaan Wanda Hamidah ternyata tidak sependapat dengan arah koalisi yang sudah ditentukan partainya. Terang-terangan, Wanda justru mendukung pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) Joko Widodo- Jusuf Kalla.
Seperti diketahui, Wanda merupakan kader dari Partai Amanat Nasional (PAN). Partai berlambang matahari itu dengan tegas mendukung Prabowo Subianto sebagai calon presiden untuk periode 2014-2019. Apalagi, Ketua umum PAN, Hatta Rajasa juga didaulat menjadi cawapres Prabowo.
Lantas, apa alasan Wanda membelot ke kubu Jokowi? Ditemui di sela deklarasi Kawan Jokowi di Kemang, Jakarta Selatan, Minggu (25/5/2014), Wanda memaparkan pangkal masalah.
"Kalau ada yang bilang saya membelot, tolong jelaskan arti membelot itu karena saya benar-benar tidak mengerti apa maksudnya," kata Wanda membuka obrolan.
"Saya rasa partai mengerti mengapa saya tidak sepaham dalam arah koalisi. Karena sewaktu orde baru lalu, saya benar-benar merasakan tindakan represif aparat. Saya berada di TKP saat itu," timpal Wanda.
Menyegarkan ingatan, pada Mei 1998 mahasiswa bentrok dengan aparat dalam berbagai demonstrasi untuk menumbangkan rezim orde baru. Dari ratusan ribu mahasiswa yang turun ke jalan, Wanda termasuk satu diantaranya. Dalam kejadian itu pula, beberapa mahasiswa tewas tertembak.
Wanda tak khawatir, pilihannya mendukung Jokowi-JK mendapat reaksi keras dari partai, seperti ancaman pemecatan. "Kalau mau dipecat, saya ini bukan pengurus partai, jadi apanya mau dipecat. Lagipula, ini kan dinamika. Mungkin saya dianggap melakukan kesalahan di mata partai, tapi saya juga menganggap partai melakukan kekeliruan (dalam koalisi)," tutup Wanda.(Jul/Mer)
Wanda Hamidah Membelot ke Jokowi-JK
Model yang juga aktivis kemanusiaan Wanda Hamidah ternyata tidak sependapat dengan arah koalisi yang sudah ditentukan partainya.
Advertisement