Sukses

Kejar Penonton Remaja, Zombie-zombie Dipaksa Romantis?

Seolah bosan melihat aksi para mayat hidup yang berlarian menyantap manusia, penonton belakangan lebih tertarik dengan kehidupan pascawabah.

Liputan6.com, Los Angeles, Amerika Serikat Setelah kemunculan Warm Bodies di tahun 2013 silam, film-film zombie bisa jadi bakal beralih menjadi tema baru drama atau percintaan remaja seperti halnya vampire dengan franchise Twilight.

Seolah bosan melihat aksi para mayat hidup yang berlarian menyantap manusia, penonton belakangan jauh lebih tertarik dengan gambaran kehidupan setelah wabah zombie terjadi.

Serial "The Walking Dead" misalnya, meski zombie masih ada di serial tersebut, keberadaannya belakangan tidak lebih seperti batu karang di akuarium. Sebagai gantinya, konflik antar manusia pun dikedepankan dan menjadi pokok cerita di dua musim terakhir.

Untuk dunia layar lebar, coba simak film Fido. Di sana para mahluk pemakan manusia tersebut diperlakukan sebagai budak lewat mesin dengan remote control canggih yang diciptakan perusahaan bernama Zomcon.

http://cdn0-e.production.liputan6.static6.com/medias/698928/big/13924-1.jpg

Yang terbaru, tentu saja film Life After Beth, sebuah komedi romantis bertema zombie yang dibintangi oleh Audrey Plaza dan bintang The Amazing Spider-Man 2, Dane DeHaan.

Ceritanya sendiri, berkisah tentang Zach Orfman (Dane DeHaan) yang baru saja ditinggal mati kekasihnya, Aubrey Plaza (Beth Slocum).

Tak berlangsung lama setelah pemakaman dilakukan, Zach mendapati Aubrey yang kembali hidup dan tinggal di rumah orangtuanya. Ia kemudian dipaksa orangtua Aubrey untuk tetap mengencani Aubrey meski anaknya sudah berubah menjadi zombie.

Disutradarai oleh Jeff Baena, film yang sinematografinya diarahkan Jay Hunter ini bakal diluncurkan secara terbatas pada 15 Agustus 2014 mendatang.

Lantas? Apakah pemberagaman genre zombie berarti buruk?

http://cdn0-e.production.liputan6.static6.com/medias/661431/big/the-walking-dead-s4-e16-zombies-636-380.jpg

Kalau boleh jujur, rasanya sedikit tidak adil kalau fenomena seperti ini lantas disimpulkan sebagai sebuah penurunan kualitas dari sebuah genre.

Pasalnya, selama tidak dibuat dengan asal-asalan, apa yang dihasilkan oleh film-film semacam Warm Bodies dan Life After Beth justru malah memperluas pasar yang nantinya akan memperpanjang umur dari genre zombie itu sendiri.

Jadi, ketimbang menggerutu, ada baiknya untuk mencoba menikmati gebrakan-gebrakan baru dari perjalanan para mayat hidup pemakan manusia ini.(Feb/Rul)