Sukses

5 Film Nasional Pilihan yang Edar Bulan Juli

Di bulan Juli setidaknya ada sembilan film nasional rilis, tapi kami pilih lima yang menurut kami rasanya bakal asyik ditonton.

Liputan6.com, Jakarta Ada anggapan umum, Ramadan biasanya bioskop sepi. Hal ini mebuat produser film menahan filmnya untuk diedarkan kemudian atau mengambil momen libur Lebaran yang kerap disebut `Summer`-nya film Indonesia.

Bulan Juli 2014 memasuki momen awal Ramadan sampai libur Lebaran. Artinya, di awal Ramadan ada kecenderungan bioskop sepi. Di sini, produser biasanya menghindari merilis film. Lalu, menyambut libur lebaran, bioskop biasanya ramai diisi film-film nasional yang berpotensi mengundang banyak penonton.

Nah, ada kabar menggembirakan bulan Juli tahun ini. Berbeda dengan Ramadan tahun-tahun sebelumnya yang cenderung dihindari produser film nasional, tahun ini ada sejumlah film yang mengambil risiko mengisi celah kosong bulan Ramadan.

Yang lebih menggembirakan celah kosong itu diisi film-film yang sudah mampu berbicara di berbagai festival film luar negeri. Jadi, jika digambarkan situasinya kira-kira begini: pihak eksebitor alias bioskop memberi slot lowong untuk diisi film nasional saat awal Ramadan. Produser lain tampaknya tak mau mengambil slot kosong itu, karena mereka takut merugi. Filmnya tak ditonton orang di bulan Ramadan. Apalagi, selain Ramadan, tahun ini bulan Juli juga bertepatan dengan serbuan film-film summer dari Hollywood dan pesta bola akbar Piala Dunia di Brasil.

Beruntunglah kita, pecinta film-film nasional yag baik, slot kosong di Ramadan itu diisi dua film yang sering jadi pembicaraan di berbagai festival: Toilet Blues dan Vakansi Yang Janggal dan Penyakit Lainnya.

Selain dua film yang sudah disebut di atas, ada memilihkan tiga film nasional lain yang layak jadi alasan Anda bertandang ke bioskop. Sepanjang bulan Juli setidaknya ada sembilan film nasional rilis, tapi kami pilih lima yang menurut kami rasanya bakal asyik ditonton.

2 dari 6 halaman

XXI Short Film Festival 2014

1. XXI Short Film Festival 2014

Selalu menyenangkan melihat bakat-bakat baru di bioskop. Lewat film ini kita bisa melihat bakat-bakat sineas tanah air masa depan. Mereka kelak yang akan jadi penerus Riri Riza, Hanung Bramantyo, atau Joko Anwar. Film ini adalah kompilasi tujuh film pendek pemenang di kompetisi XXI Short Film Festival 2014 dari beragam kategori. Ada film live-action hingga animasi yang membuktikan beragamnya kreativitas sineas muda kita. Ketujuh film tersebut adalah Kitik, Akar, Sepatu Baru, Horison, Lembar Jawaban Kita, Asiaraya, dan Selamat Tinggal, Sekolahku.

Sutradara: Samuel Ruby, Anka Atmawijaya, Amelia Hapsari, Ucu Agustin, Sofyana Ali Bindiar, Ardhira Anugerah Putra, Adhitya Ahmad
Tanggal rilis: 3 Juli 2014

3 dari 6 halaman

Toilet Blues

2. Toilet Blues

Sepanjang dua tahun ini, Toilet Blues sudah keliling berbagai festival film di seluruh dunia dari Busan International Film Festival di Korea Selatan hingga Deauville Asian Film Festival di Prancis. Setelah tayang di NETPAC Film Festival di Yogyakarta dan Jiffest tahun lalu, Toilet Blues akhirnya mendapat jatah tayang di bioskop Juli ini. Toilet Blues adalah debut penyutradaraan Dirmawan Hatta. Film keduanya, Optasissimus malah tayang duluan di bioskop tahun lalu. Kisahnya, tentang Anjani (Shirley Anggraini) yang kabur dari rumah setelah dituduh terlibat dalam tindak asusila dengan teman laki-lakinya. Dia mengikuti Anggalih (Tim Matindas), teman dekatnya dari SMP dulu yang sedang menapaki jalan menjadi pastur. Dalam perjalanannya, ayah Anjani yang berkuasa mengirim Ruben (Tio Pakusadewo), investigator berandal, untuk membawa Anjani pulang. Ruben membuntuti, membujuk dan memperdaya Anjani dengan cara iblis.

Sutradara: Dirmawan Hatta
Pemain: Tim Matindas, Sherly Anggraini, Tio Pakusadewo
Tanggal rilis: 3 Juli 2014

4 dari 6 halaman

Vakansi Yang Janggal dan Penyakit Lainnya

3. Vakansi Yang Janggal dan Penyakit Lainnya

Film ini sudah tayang pertama kali pada Agustus 2012 lalu di Festival Film Locarno, Swiss. Film ini terpilih sebagai salah satu dari 15 film peserta kompetisi kategori Cineasti del Presente (Sineas masa kini). Kita patut bersyukur film ini akhirnya bisa diputar di bioskop, ditonton orang banyak. Kisahnya tentang Ning (Christy Mahanani) yang berhenti bekerja di toko pakaian dan pindah ke sebuah tokoh meubel. Pada hari pertama kerjanya, bersama Mur (Muhammad Abe Baasyin), sopir, dia mengantar sebuah sofa pesanan pelanggan di sebuah desa terpencil lewat jalan pegunungan yang mengular. Di perjalanan Ning menemukan percakapan-percakapan dan perhatian sederhana yang dirindukannya. Terjadilah perselingkuhan di sebuah penginapan. Sementara, di rumah yang terletak di pinggiran kota, Jarot (Joned Suryatmoko), suami Ning yang pengangguran, masih terus senang nonton televisi. Dia kemudian berusaha jual bensin eceran di tepi jalan dan sempat pula pergi ke pelacur.

Sutradara: Yosep Anggi Noen
Pemain: Christy Mahanani, Muhammad Abe Baasyin, Joned Suryatmoko
Tanggal rilis: 10 Juli 2014

5 dari 6 halaman

Hijrah Cinta

4. Hijrah Cinta

Siapa tak kenal Ustad Jeffri Al-Buchori. Dia ustad yang tenar di TV. Kematiannya yang tragis akibat kecelakaan motor meninggalkan luka mendalam bagi umat yang kehilangan sosok Ustad Gaul. Kisah hidup Uje, sapaannya, tak hanya tragis di akhir, tapi juga penuh warna. Film ini mengangkat kisah hidup Uje yang tersadar dari jerat narkoba dan bahkan memilih jalan hidup sebagai pendakwah. Semasa muda, Uje (Alfie Affandy) terhanyut dalam kenikmatan dunia. Teman-temannya menjauhinya dan sang ibu (Wieke Widowati) pun memendam perasaan kecewa. Perkenalan Uje dengan seorang gadis bernama Pipik (Revalina S Temat) mengubah hidupnya. Dia begitu terkesan setelah pandangan pertama. Pipik pun meyakini bahwa lelaki yang dicintainya ini memiliki tekad besar mengubah hidupnya. Pipik tidak saja menjadi saksi perubahan hidup, tapi juga penyelamat hidup Uje lepas dari jerat narkoba.

Sutradara: Indra Gunawan
Pemain: Alfie Affandy, Revalina S Temat, Wieke Widowati, Piet Pagau, Valentino
Tanggal rilis: 24 Juli 2014

6 dari 6 halaman

Runaway

5. Runaway

Di atas kertas, film ini mungkin hanya ingin memanfaatkan popularitas Al Ghazali, putra Ahmad Dhani yang tampannya kelewatan itu. Tapi, coba disimak, film ini disutradarai Guntur Soeharjanto yang sukses mengadaptasi 99 Cahaya di Langit Eropa menjadi film terlaris. Ini artinya, dari segi teknis film yang syuting hingga ke Hong Kong ini dipastikan punya cara bertutur yang rapi. Kisahnya tentang Tala (Tatjana Saphira) yang tinggal bersama ibu (Dewi Irawan) dan pamannya, Toni (Edward Akbar), di Hong Kong. Keadaan memaksa Tala menjadi pencopet jalanan. Suatu ketika, Tala mencopet dompet dan paspor milik Musa (Al Ghazali), putra tunggal Surya Djatmoko (Ray Sahetapy), pengusaha yang berniat melebarkan sayap bisnisnya di Hong Kong. Kejadian itu menjadi awal dari pertemuan Tala dan Musa. Bagi Musa, Tala adalah jawaban dari semua kebosanan dan kemarahannya pada sang Ayah. Sebaliknya, Tala melihat Musa adalah jalan keluar dari semua kesulitan hidupnya di negeri asing ini. Sekalipun mereka saling jatuh cinta, bisakah pasangan yang berasal dari dua dunia berbeda ini menyatu?

Sutradara: Guntur Soeharjanto
Pemain: Al Ghazali, Tatjana Saphira, Dewi Irawan, Edward Akbar, Kimberly Ryder, Ray Sahetapy
Tanggal rilis: 24 Juli 2014