Liputan6.com, Jakarta Memasuki periode 1970-an, Benyamin menekuni dunia film. Di dunia seni peran, Bang Ben juga tidak setengah-setengah atau aji mumpung semata. Buktinya, saat berperan sebagai bapak Doel di "Si Doel Anak Modern", dia menyabet penghargaan pemeran utama pria terbaik pada Festival Film Indonesia 1977.
Mulai sebagai bintang tamu
Mulai sebagai bintang tamu
Dalam dunia perfilman nama Benyamin Sueb memulainya sejak dari bawah. Saat masuk dunia film, Benyamin memang sudah mengenyam dunia entertainmen di musik. Di film, debut aktingnya dimulai saat dirinya bermain di film 'Honey, Money And Djakarta Fair'.
Meski tak banyak bermain di film ini, akting Benyamin banyak menarik minat sutradara lain untuk mengajaknya berakting di film arahannya. Tahun 1971, sutradara Matnoor Tindaon mengajak Benyamin berakting di film arahannya yang berjudul Hostess Anita. Kemudian, Benyamin juga bermain di film 'Brandal-Brandal Metropolitan'.
Advertisement
Bermain film komedi
Bermain film komedi
Dari beberapa film inilah bakat Benyamin menarik sutradara film lain untuk mengajaknya bermain. Salah satunya adalah sutradara Nyak Abbas Akup yang mengajaknya bermain di film arahannya berjudul 'Dunia Belum Kiamat'. Film komedi musikal ini dimainkan Benyamin dengan baik.
Akting melawaknya di film Dunia Belum Kiamat ternyata menarik minat Nawi Ismail seorang sutradara kawakan di masanya dan mengajaknya bermain di film yang di sutradarainya yang berjudul Banteng Betawi ( Si Pitung 2 ) yang merupakan sekuel dari film sebelumnya yang berjudul Si Pitung, di film ini Benyamin mendapatkan peran pembantu sebagai pamannya si Pitung.
Bakat aktingnya yang semakin terasah membuat Benyamin kebanjiran order untuk bermain film. Di tahun 1972 Benyamin ikut bermain sebagai pemeran pembantu di film Angkara Murka dan sempat beradu akting dengan Bing Slamet di film Bing Slamet, 'Setan Jalanan'.
Pertama kali terima Piala Citra
Pertama kali terima Piala Citra
Masih di tahun 1972 sutradara Turino Djunaedi mengajak Ben bermain di film yang bertemakan drama dan di tuntut untuk bisa berakting serius, karena selama karir di film Ben selalu berakting melawak, di dalam film arahannya yang berjudul 'Intan Berduri' Ben mulai mendapatkan peran utama sekaligus membuktikan bakat aktingnya yang luar biasa dengan memerankan akting serius sesuai tuntutan skenario dan kemauan sang sutradara.
Tak heran banyak tokoh - tokoh perfilman saat itu yang menyaksikan akting Ben di film Intan Berduri banyak yang memujinya termasuk masyarakat Indonesia yang sudah menonton filmnya. Buah dari hasil kerja keras Ben membuahkan hasil di Festival Film Indonesia ( FFI ) 1973 Ben mendapatkan penghargaan tertinggi di bidang perfilman, Ben berhasil menyabet Piala Citra sebagai aktor terbaik FFI 1973, walau saat itu sempat terjadi Pro dan Kontra atas keberhasilan Ben meraih Piala Citra FFI 1973 tetapi Ben menanggapinya dengan tenang.
"Bisa saja orang berpendapat macam-macam, memang surprise saya bisa menang, tapi itu sudah keputusan juri, Dulu, ketika mula-mula saya menyanyi lagu-lagu Betawi, banyak yang tidak suka. Lagu-lagu saya dianggap kampungan, tapi sekarang..?" kata Ben usai menerima Piala Citra.(Adt/Rul)
Advertisement