Liputan6.com, Jakarta Hasil pilpres 2014 versi quick count alias hitung cepat berpotensi menimbulkan konfilk. Pasalnya, sejumlah lembaga survey meriilis bahwa pemenang pilpres ialah pasangan Jokowi-JK. Namun, beberapa lembaga survey lainnya juga menyodorkan Prabowo-Hatta sebagai jawara.
Banyak yang beranggapan, dua hasil berbeda ini bisa menimbulkan gesekan antar pendukung capres. Tapi, aktor senior Roy Marten meyakini hal itu takkan terjadi bila setiap kubu menahan diri dan tak saling memprovokasi.
"Saya masih percaya bahwa para pemimpin di dua kubu masih waras. Kalau mereka mau melihat Indonesia pecah ya boleh dilakukan. Tapi saya kira nggak, mereka waras. Negarawan itu harus menerima kekalahan karena itu sebuah fakta," kata Roy di Bunderan Hotel Indonesia (HI), Jakarta Pusat, Rabu (9/7/2014).
Ayah Gading Marten itu meyakini bahwa Jokowi lah yang keluar sebagai presiden RI untuk periode 2014-2019. Lantaran, lembaga survey yang merilis hasilnya merupakan lembaga yang selama ini mengedepankan kredibilitas dan independensi dalam mengumpulkan data.
"Kalau kita lihat ada 10 lembaga survey independen, Jokowi unggul lima persen. Dan saya percaya itu. Kalau kredibilitas quick count dari pihak sana (Prabowo) kan nggak jelas. Kalau ini kan jelas, sumbernya bisa dipercaya," terang Roy.
Ia pun menghimbau, siapapun nantinya presiden dan wakil presiden terpilih, rakyat harus bersatu. "Apapun yang terjadi rakyat Indonesia harus bersatu. Siapapun presidennya rakyat harus bersatu dan kita dukung. Ketika diumumkan nanti semua orang harus menerimanya," tutup dia.(Jul/Mer)
Pilpres Rawan Konflik, Roy Marten Percaya Kedua Kubu Masih Waras
Hasil pilpres 2014 versi quick count alias hitung cepat berpotensi menimbulkan konfilk.
Advertisement