Sukses

Ardina Rasti Sedih Perempuan Jadi Sasaran Tindak Kekerasan

Kesibukan Ardina Rasti yang padat di dunia hiburan tak menghalanginya untuk bisa aktif dalam kegiatan sosial.

Liputan6.com, Jakarta Kesibukan Ardina Rasti yang padat di dunia hiburan tak menghalanginya untuk bisa aktif dalam kegiatan sosial. Seperti yang terlihat pada Minggu (20/7/2014), ia hadir dalam acara buka bersama anak yatim yang diselenggarakan oleh Yayasan Peduli Anak Indonesia (PENA) milik ibunya.
 
Diakui Rasti kalau dirinya sudah empat tahun berkecimpung di yayasan tersebut. Selain itu, ia pun didaulat
sebagai Duta Anti Kekerasan Pada Perempuan, belum lama ini. Hal itu terkait dengan pengalaman pahit yang dialaminya. 
 
Menyegarkan ingatan, Rasti pernah menjadi korban mantan kekerasan kekasihnya, Eza Gionino. Dengan penuh percaya diri ia pun melaporkan semua yang pernah ia alami ke pihak berwajib. Sehingga Eza pun menjalani hukuman.
 
"Aku pernah menjadi korban, lalu aku didaulat jadi duta-nya. Aku terpanggil untuk berbagi kepada sesama perempuan baik yang sudah menjadi korban, maupun tidak. Agar semua orang membuka mata kalau perempuan bukan tempat untuk melampiaskan kekerasan," ucapnya saat ditemui di Teater Keong Mas, Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur.
 
Menurut pemain film Virgin ini, masih banyak perempuan yang tidak mendapat keadilan saat mengalami kekerasan. Apalagi, hukum di Indonesia masih terlalu lemah untuk menolong si korban.
 
"Aku sih kecewa ya dengan penegakan hukum di negeri ini. Hukumannya masih lemah banget dibanding negara lain. Contohnya kasus YF yang menjadi korban di Trans Jakarta, masa pelakunya cuma di vonis 1,5 tahun penjara. Sedangkan kalau di Singapura bisa 12 tahun kali," tuturnya.
 
"Bayangkan saja lunaknya negara kita, dalam kurun waktu 10 tahun terakhir ada 8000 kasus yang terjadi. Dan 90 persennya tidak mendapatkan keadilan. Ada yang hukumannya ringan lah, sampai ada yang tidak ditahan karena vonis tidak bersalah. Perempuan kita terlalu sering jadi tempat pelaku berdalih ini itu supaya mereka bebas," lanjutnya.

Ia juga menjelaskan perannya dalam kegiatan sosial yang ditekuninya tersebut. "Aku sih masih jauh ilmunya dibanding pakar pakar di luar sana. Tapi setidaknya aku mau terjun dan hadir di seminar-seminar untuk memberi pemahaman kalau perempuan bukan tempat untuk mendapat tindak kekerasan," pungkasnya.(Cho/Mer)