Liputan6.com, Jakarta Aktor ganteng Vino G. Bastian kini mencoba peruntungan di balik layar. Kalau biasanya dalam sebuah film ia selalu menjadi aktor, dalam film Tabula Rasa ini, dirinya menjabat sebagai associate producer.
Ini merupakan kali pertama dirinya berada di balik layar. Ia menuturkan bahwa ini merupakan kesempatan baginya untuk mengetahui bagaimana perjalanan proses film dari awal dibuat sampai akhirnya bisa disajikan.
Vino melihat film Tabula Rasa ini lebih menceritakan seorang ibu yang memberikan cintanya kepada seorang anak. "Ini tribute untuk para ibu yang memasak dengan cinta untuk anak-anaknya, ketika film ini jadi, rasanya sangat dekat dengan kehidupan," katanya di kawasan Kuningan, Jakarta, Kamis (18/9/2014).
Advertisement
Tidak hanya itu, baginya film Tabula Rasa merupakan suatu konsep untuk memulai sesuatu yang baru. "Jadi kalau orang putus harapan, dia berhak mendapatkan satu kesempatan baru," imbuhnya.
Seperti yang terjadi dalam film ini, seorang remaja yang bercita-cita sebagai pemain bola, namun ketika kakinya patah dan dibuang oleh klub yang meminangnya, dirinya tetap mempunyai kesempatan lain untuk membangkitkan semangat hidupnya.
"Seperti Hans, dia kakinya patah, tetapi dia masih punya dua tangan, akhirnya dia bisa memasak dan menyelamatkan Lapau (Rumah Makan Padang) yang hampir bangkrut," sambungnya.
Vino juga menceritakan bahwa dalam membuat sebuah film, idealis dan realistis haruslah seimbang. Namun diakui olehnya, dalam film yang mengangkat tentang kuliner ini, dirinya memang sangat idealis.
"Di (film) kuliner idealis diperluin, bagaimana caranya membuat film bagus, yang baik dan mempunyai isu yang nggak mainstream, dan yang terpenting bukan genre, tetapi bagaimana kita memperbaiki kualitas film," sambungnya.
Apalagi memang, Vino menuturkan bahwa mungkin ada film Indonesia yang mencoba mengangkat tentang kuliner, tetapi menurutnya hanya Tabula Rasa yang benar-benar mengangkat tentang warisan kuliner Nusantara. "Padahal rendang itu sudah menjadi makanan nomer satu versi CNN, dan belum pernah ada yang mengangkat itu menjadi sebuah film," terang Vino G. Bastian. (Fac/Ade)