Liputan6.com, Jakarta Tak bisa dipungkiri, manga alias komik Jepang telah menjadi salah satu media hiburan asal Negeri Sakura paling populer dan berpengaruh selain anime (animasi), J-Pop (musik pop), dorama (serial drama), maupun tokusatsu (serial superhero).
Namun jika kita melihat di beberapa judul manga, ada yang sampulnya tertulis 'Pemenang Shogakukan Manga Awards' atau 'Pemenang Kodansha Manga Awards'. Lantas, apakah itu?
Tentunya nalar kita langsung berpikir bahwa judul tersebut sukses memenangkan penghargaan khusus manga seperti halnya ajang internasional Academy Awards (Piala Oscar) dalam bidang film dan Grammy Awards dalam bidang musik. Dugaan tersebut bisa dibilang cukup tepat.
Lebih jauh lagi, kita tahu bahwa penghargaan atas suatu karya di bidang seni, menjadi kredit tersendiri bagi si pelaku kreatif. Di Jepang sendiri, manga telah menjadi salah satu media pilihan bagi segelintir pelaku seni.
Meskipun sudah ada sejak abad ke-19, namun judul-judul yang berpengaruh besar terhadap perkembangan manga di Jepang, bermunculan sejak era Perang Dunia II berakhir. Sebut saja Astro Boy ciptaan Osamu Tezuka dan Sazae-san karangan Machiko Hasegawa yang kini telah mendunia dan menjadi legenda.
Baca Juga
Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka lahirlah beberapa penghargaan di industri manga. Dibentuklah Shogakukan Manga Award sebagai ajang penghargaan manga paling tua. Tak hanya itu, terdapat juga sebuah penghargaan bergengsi lain yang dianggap sangat bergengsi, yaitu Kodansha Manga Award.
Selain itu, beberapa penghargaan lain turut meramaikan seperti Akatsuka Awards, Dengeki Comic Grand Prix, Japan Cartoonists Association Awards, Seiun Awards, dan Tezuka Osamu Cultural Prize. Namun, semuanya masih kalah gengsi dengan kedua penghargaan sebelumnya.
Lalu, seperti apa dan bagaimanakah kedua penghargaan manga terbesar di Jepang itu? Simak halaman selanjutnya.
Advertisement
Selanjutnya >> (klik angka 1 di bawah)
Shogakukan Manga Award
Shogakukan Manga Award
Shogakukan Manga Award merupakan ajang penghargaan manga tahunan tertua di Jepang yang diadakan pertama kali pada 1955. Namun, pengumuman resmi pemenang, diadakan pertama kali pada 1956. Penghargaan ini ditujukan kepada manga yang terbit selama periode setahun, seperti dikutip dari Hahnlibrary.net.
Shogakukan sendiri merupakan salah satu penerbit terbesar di Jepang yang berdiri sejak 1922. Selain manga, Shogakukan juga turut merilis kamus, buku, hingga DVD.
Meskipun menjadi sponsor utama ajang ini, namun tidak semua manga yang menang lantas selalu diterbitkan oleh Shogakukan. Akan tetapi, sempat ada beberapa era ketika hampir semua pemenangnya berasal dari penerbit Shogakukan.
Ajang ini digelar setahun sekali di sekitar bulan Maret dan memiliki empat buah kategori manga, yaitu Seinen/Ippan (umum), Shonen (anak laki-laki), Shojo (anak perempuan), dan Jido (anak-anak). Terdapat juga sebuah penghargaan khusus yang ditujukan bagi penghasil karya luar biasa, prestasi seumur hidup, dan sejenisnya.
Manga pertama yang meraih penghargaan dari Shogakukan adalah Putan karya Noboru Baba. Tahun 1956, Oyama no Kaba-chan karya Eijo Ishida menjadi judul kedua yang meraih penghargaan ini pada 1957.
Format pengumuman seperti itu terus berlanjut. Nominasi yang diinformasikan pada satu tahun, pemenangnya baru diberitahukan di tahun berikutnya. Beberapa momen sempat menorehkan lebih dari satu karya sebagai pemenang di tahun yang sama dengan embel-embel 'seri'.
Mangaka legendaris Osamu Tezuka pertama kali memenangkan penghargaan Shogakukan pada 1957 dengan karyanya yang bertajuk Manga Seminar on Biology dan Biiko-chan. Ia menjadi mangaka pertama yang memenangkan penghargaan dengan dua judul sekaligus.
Pencipta Doraemon, Fujio Fujiko pertama kali meraih penghargaan pada 1962 dengan manga berjudul Susume Roboketto dan Tebukuro Tecchan.
Awalnya, penghargaan ini hanya memiliki kategori umum, namun seiring berjalannya waktu, akhirnya dibagi menjadi empat kategori seperti yang telah disebutkan di atas. Kategori "Shonen" muncul sejak 1975, sementara Shojo baru dibuka pada 1979. Kategori Anak-anak sendiri dimulai pada 1981 dengan Doraemon sebagai pemenangnya.
Pada tahun 1960 dan 1966, ajang ini sempat vakum total. Bahkan pada 1992 dan 1998, kategori Anak-anak juga sempat absen, dan pada 1999 tidak ada satupun manga yang memenangkan kategori umum.
Kebanyakan manga yang memenangkan kategori umum di Shogakukan Manga Award, ditujukan bagi pembaca dewasa maupun remaja dewasa. Sebut saja karya-karya Naoki Urasawa seperti Monster dan 20th Century Boys serta A Spirit of the Sun dan Rainbow.
Banyak sudah manga pemenang Shogakukan Award yang telah diterjemahkan sekaligus diterbitkan di Indonesia. Beberapa juga sudah diadaptasi ke dalam bentuk anime dan film karena dirasa cocok untuk dihidupkan.
Bagaimana dengan saingannya, Kodansha Manga Award? Simak halaman berikut.
Selanjutnya >> (klik angka 2 di bawah)
Advertisement
Kodansha Manga Award
Kodansha Manga Award
Seperti halnya Shogakukan Manga Award, Kodansha Manga Award juga merupakan penghargaan manga tahunan yang disponsori oleh penerbit besar. Tentunya, penghargaan ini didukung oleh penerbit Kodansha yang justru berdiri lebih tua, yaitu pada 1909 (resmi bernama Kodansha pada 1911).
Ajang Kodansha Manga Award terhitung lebih muda ketimbang Shogakukan Manga Awards. Ajang ini pertama kali dibuka pada 1960, namun waktu itu masih mengusung tema Kodansha Children's Manga Award dan Kodansha Cultural Award yang ditujukan untuk manga bertema anak-anak.
Biasanya, pengumuman pemenang Kodansha Manga Award dilakukan pada pertengahan tahun, sedangkan upacaranya selalu diselenggarakan pada kisaran bulan Juni.
Bikkuru-kun, Bara iro no umi, `1, 2, 3 to 4, 5, Roku`, dan Shiiton Dobutsuki merupakan judul-judul yang sempat memenangkan penghargaan awal Kodansha Manga Awards.
Ajang ini pertama kali membuka dua kategori Shonen dan Shojo pada 1977. Manga yang meraihnya adalah Black Jack dan The Three-Eyed One, karya sang legendaris Osamu Tezuka di kategori Shonen. Sementara untuk kategori Shojo dimenangkan oleh Haikara-san ga Toru karya Waki Yamato serta Candy Candy karya Kyoko Mizuki dan Yumiko Igarashi.
Tradisi lebih dari satu pemenang di setiap tahun juga ada di Kodansha Manga Award, namun dengan intensitas yang tak terlalu sering. Pada 1982, kategori umum dibuka untuk pertama kali dengan manga Karyudo no Seiza karya Machiko Satonaka.
Pada 2003, manga Mirmo! karya Hiromu Shinozuka menjadi judul yang meraih kategori Anak-anak untuk pertama kalinya setelah ajang ini absen selama bertahun-tahun dalam memberikan penghargaan terhadap manga anak-anak.
Dalam hal karya yang dimenangkan oleh Kodansha, beberapa judul memang sangat sesuai jika dibaca oleh remaja dan remaja dewasa. Sebut saja Ironfist Chinmi (Kung Fu Boy), Kinda'ichi Case Files, GTO, Beck, hingga Attack on Titan.
Kodansha sendiri sangat produktif dalam menerbitkan berbagai majalah kumpulan manga seperti Nakayoshi, Afternoon, Evening, serta Weekly Shonen Magazine. Beberapa manga yang diterbitkan di majalah-majalah tersebut juga pernah diganjar penghargaan.
Sehingga jika dibandingkan dengan Shogakukan Manga Awards, bisa dipastikan kalau Kodansha lebih memilih pasar yang terjangkau anak muda. Meskipun begitu, ada kalanya ketika manga yang dimenangkan dalam Kodansha memiliki tema lebih dewasa ketimbang Shogakukan.
Sebut saja pada tahun 2004, Shogakukan memenangkan Team Medical Dragon yang bernuansa kedokteran, sementara Kodansha malah memilih Basilisk: The Kouga Ninja Scrolls yang memiliki banyak adegan kekerasan dan menyerempet ke arah pornografi.
Jika kita menarik kesimpulan, memang tidak semua manga yang memenangkan penghargaan lantas harus disisihkan begitu saja. Ada juga beberapa judul yang meraih penghargaan, namun justru tidak sesuai dengan selera kita. Semua pada akhirnya kembali kepada selera masing-masing pembaca. (Rul/Ade)