Sukses

Perang Dingin Rusia Vs. Hollywood, Bagaimana Akhirnya?

Seorang sutradara ternama Rusia meminta pemerintah memboikot peredaran film Hollywood.

Liputan6.com,Los Angeles Apakah Hollywood sedang terlibat perang dingin dengan Rusia? Bisa dikatakan demikian. Dan tampaknya jika perang dingin itu berlangsung terus takkan menguntungkan kedua belah pihak.

Setelah serangkaian film seperti The Avengers, Jack Ryan: Shadow Recruit, dan A Good Day to Die Hard menampilkan penjahat-penjahat dari Rusia, sejumlah anggota parlemen negara itu mengusulkan melarang film-film asing yang "memberi citra buruk dan memperlihatkan warga Rusia sebagai penjahat."

Bahkan, seperti dilansir Hollywood Reporter belum lama ini, Yuri Kara, seorang sutradara ternama Rusia meminta pemerintah memboikot peredaran film Hollywood sebagai jawaban atas sanksi ekonomi Amerika pada Rusia yang tak setuju Rusia menganeksasi wilayah Crimea, Ukraina. "Tekanan dari Hollywood akan memberi tekanan pada Obama, dan dia akan membatalkan sanksinya," kata sutradara itu meyakinkan.

Sineas lain, Stanislav Govorukhin, yang dua tahun lalu merupakan kepala kampanye Presiden Rusia Vladimir Putin juga angkat bicara soal pembatasan film Hollywood di Rusia. "Saya yakin, pembatasan film Hollywood akan berdampak baik," katanya pada 18 September silam di depan kongres Front Rakyat Rusia, sebuah organisasi pro Kremlin yang ia menjadi salah satu ketuanya.

Dikatakan Hollywood Reporter, setiap tindakan pembatasan oleh Rusia terkait perfilman diyakini bakal merugikan Hollywood. Sebab, tahun lalu, penghasilan tiket bioskop dari Rusia menghasilkan USD 1,3 miliar (setara Rp 15,7 triliun). Hal ini menjadikan Rusia sebagai pasar perfilaman terbesar ke-6 di dunia. Dari angka itu, studio-studio film Hollywood mendapat kue 75 persen dari total pendapatan bioskop di Rusia.

Parlemen Rusia tengah mewacanakan untuk membatasi hanya memberi jatah 40 persen kuota bioskop selama setahun pada Hollywood. Untuk mengisi kekosongan pasokan film (setahun Rusia hanya membuat sekitar 60 film), dikatakan Govorukhin, Rusia bisa mengimpor film-film dari negara-negara yang juga memiliki industri dan budaya film yang kaya seperti Turki, Korea, Iran, atau Jepang. Film-film negara itu tak pernah menjelekkan Rusia seperti film Hollywood.

 

2 dari 2 halaman

Rusia dan Hollywood Saling Membutuhkan

Rusia dan Hollywood Saling Membutuhkan

Namun, wacana itu bukannya tanpa masalah. Film Hollywood juga memberi manfaat pada publik Rusia. Banyak juga pelaku industri perfilman Rusia yang menentang wacana pembatasan film Hollywood. "Film-film Hollywood-lah yang mendatangkan penonton ke bioskop. Hal itu membuat bioskop terus dibangun di negeri ini, yang pada gilirannya memajukan produksi film Rusia," kata Alexander Akopov, kepala kelompok media AMedia di Moskow.

Pada akhirnya, Hollywood dan Rusia saling membutuhkan. Mungkin itu sebabnya, sepreti dilansir Time, Senin (29/9/2014), Rusia tetap memutuskan untuk ikut serta dalam ajang Academy Awards di Hollywood tahun depan.

Dilansir Time, Rusia sudah menetapkan Leviathan sebagai film yang mewakili negeri itu untuk bersaing meraih piala Oscar. Leviathan, karya Andrey Zvyagintsev, justru mengkritik pemerintahan Putin di Rusia saat ini yang korup.

Leviathan, yang memenangkan skenario terbaik Festival Film Cannes tahun ini, bercerita tentang seorang pria yang harus berhadapan dengan walikota korup dan pro Vladimir Putin.

Film itu konon tak disukai pejabat kementerian kebudayaan Rusia. Namun, koran Amerika, New York Times menyukai film itu dengan mengatakan "filmnya merupakan kritik pedas pada Rusia saat ini di bawah Presiden Valdimir Putin." Jika begini ada nya, meski terkadang perang dingin antara Hollywood dan Rusia saling membutuhkan.(Ade/Mer)