Sukses

Artis-artis Senior Main Wayang Gaul Nusantara

Tak sedikit, sineas, aktor dan aktris film Indonesia pun karirnya berawal dari seniman panggung.

Liputan6.com, Jakarta Industri perfilman Indonesia pada masanya sangat lekat dengan dunia panggung. Para aktor dan aktrisnya kerap muncul di pentas teater, baik di pentas teater modern maupun teater tradisional. Tak sedikit, sineas, aktor dan aktris film Indonesia pun karirnya berawal dari seniman panggung. Beberapa di antaranya kita sebut Rendra, Teguh Karya, Arifin C. Noor, Putu Wijaya, atau para seniman tradisi, di antaranya yang sempat bergabung di grup “Srimulat.”
 
Di Industri perfilman Indonesia karir Teguh Karya relatif lebih menonjol ketimbang tokoh-tokoh lainnya. Teguh pertama-tama melakoni seni sebagai pemain drama, antara tahun 1957 hingga 1961. Teguh sering tampil di panggung dalam berbagai pementasan yang diadakan ATNI (Akademi Teater Nasional Indonesia). Tahun 1968 Teguh mendirikan Teater Populer, yang hingga akhir hayatnya menjadi kebanggaan sekaligus ‘kenderaan’ seni yang tetap difungsikan. Dari Teater Populer, banyak sineas baru mengikuti jejak Teguh untuk serius menapaki karir di industri perfilman, diantaranya Slamet Rahardjo, Christine Hakim, Alex Komang, dan seniman lainnya.
 
"Interaksi antar elemen ini semakin jarang. Padahal kolaborasi seperti ini sangat positif bagi perkembangan berkesenian. Kreasi bersama antar elemen yang juga diharapkan dapat lebih memartabatkan bangsa," ujar Pendiri Swargaloka Foundation, Drs. Suryandoro, kepada Wartawan, di kantornya, di Cilangkap Jakarta Timur, Senin (6/10/2014).
 
Maka melalui Swargaloka Foundation, Suryandoro kemudian menggagas pentas interaksi antar elemen ini yang disebut ‘Silaturrahmi Nasional Perekat Persatuan dan Kesatuan Bangsa.’ Panggung selanjutnya dikemas dalam bentuk Wayang Gaul Nusantara bertajuk “Semar Mencari Cinta” yang akan dipentaskan di Graha Bhakti Budaya Taman Ismail Marzuki (GBB-TIM), Minggu 19 Oktober 2014 mendatang.
 
"Semar Mencari Cinta berangkat dari keprihatinan terhadap sengkarutnya situasi sosial-spiritual masyarakat Indonesia dewasa ini. Sengkarut ini memang bermula dari banyak hal. Akan tetapi, yang paling nyata, sumber hancurnya tatanan sosial-spiritual ini adalah perilaku para pemimpin bangsa ini," terang Suryandoro.
 
Pentas ini memang benar-benar akan dimainkan oleh para aktor dan aktris antar elemen. Dari mulai masyarakat biasa, anggota dewan, pejabat, birokrat, pengusaha, budayawan, wartawan, serta para aktor, aktris film dan panggung, diantaranya; Kanjeng Pangeran Norman Hadinegro SE, MM (Keraton Surakarta), Mohamad Sobari (Budayawan), Ninok Leksono (Wartawan), Aylawati (Pengusaha), Alex Komang, Pong Hardjatmo (Aktor), Marwoto (Komedian), Sundari Soekotjo (Artis Penyanyi), Ali Marsudi, Dewi Sulastri (Master Tari Dunia), dan para aktor Punakawan dari grup Wayang Wong Barata.
 
Menurut Suryandoro, Wayang Gaul Nusantara adalah Wayang Wong (Orang) garapan baru berbahasa Indonesia yang memuat unsur; (G) Gelitik/menggelitik, (A) Atraktif, (U) Unik, dan (L) Lucu. “Kami menyajikan cerita yang ringan tetapi tidak kehilangan makna, serta menampilkan ragam seni Nusantara. Dari pentas ini kami harapkan dapat ikut mencairkan suasana, melupakan semua perselisihan, menghormati perbedaan, dan bersatu membangun bangsa,” ujar penari sekaligus koreografer alumni Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta ini.
 
Masyarakat dapat menyaksikan pertunjukan ini secara gratis dengan mengambil tiket terlebih dulu di Swargaloka Foundation, di Jl. Sumur Bungur No.1 RT 01 RW 03 Setu Cipayung Jakarta Timur, depan Pintu Gerbang Mabes Hankam Cilangkap Jakarta Timur, Phone 021-98252722.

Video Terkini