Liputan6.com, Jakarta Transgender memang jadi topik hangat di media. Hal itu juga yang membuat Virnie Ismail tertarik mengangkat tema tersebut untuk bahan skripsinya. Meski tersendat, Virnie tak pantang menyerah meraih gelar sarjananya.
Dan kini, ia tersenyum puas dengan hasilnya. Gelar sarjana psikolog dari Universitas Paramadina pun kini dikantonginya. "Apalagi saya di tengah kehamilan lima bulan, dan ada anak pertama yang usianya baru tiga tahun. Saya full handle sendiri tanpa nanny. Sambil ngerjain skripsi, bolak balik kampus untuk revisi. Semua dikerjakan dengan semangat 45," kata Virnie Ismail antusias saat ditemui di Universitas Paramadina, Jakarta Selatan, Sabtu (11/10/2014).
Rupanya, pemilihan topik Virnie Ismail tentang transgender pun tak salah. Buktinya, kini banyak para transgender yang mulai buka suara tentang keberadaannya.
Advertisement
Lihat saja ada Solena Chaniago, yang sukses jadi hair stylist di New York. Dena Rachman, yang belum lama ini menjalani operasi implan payudaranya. Namun, ada juga berita duka dari transgender Indonesia yang menetap di Australia, Mayang Prasetyo. Dia harus menghembuskan nafas terakhirnya dengan tragis.
Salut untuk Virnie Ismail yang tak berhenti belajar meski kariernya sudah mapan. Virnie Ismail mengangkat tema `Peran Pola Asuh Ayah Otoriter Terhadap Anak Transgender` untuk skripsi yang membawanya menjadi sarjana.(Gul/Mer)