Liputan6.com, Jakarta Novel klasik berjudul Almayers Folly adalah sebuah novel pertama karya penulis Joseph Conrad, yang diterbitkan 1895 silam. Kisah ini disajikan dengan latar belakang budaya Melayu dan situasi di Malaka pada abad pertengahan abad 19.
Dengan latar belakang sejarah tersebut, novel yang membawa pembaca berpetualang di era tersebut akan diangkat ke layar lebar dengan judul Gunung Emas Almayer. Film ini menceritakan tentang Kaspar Almayer, seorang pedagang dan arkeolog asal Belanda yang mengejar impiannya menemui gunung emas di Malaka yang selama ini hanya mitos.
Akan tetapi keinginannya untuk menemukan gunung emas itu tak mudah seperti membalikan telapak tangan. Ada banyak rintangan dan tantangan yang harus dihadapi, baik dari para pedagang Arab, manuver politik ketua suku adat setempat hingga tentara militer Kolonial Inggris. Bahkan, Almayer juga harus menghadapi pejuang kemerdekaan maupun dari keluarganya sendiri.
“Mengangkat karya klasik Joseph Conrad ke layar lebar, memberi inspirasi baru bagi saya untuk mengangkat karya klasik Indonesia yang sangat menarik juga”, kata Rahayu Saraswati, eksecutive produser Media Desa Indonesia yang bertindak psebagai co-produser film ini, ditemui di Jakarta.
El Manik yang ikut bagian dalam film tersebut mengatakan, "film yang menggabungkan aktor Malaysia dan Indonesia seperti
Peter O'Brien, Sofia Jane, Rahayu Saraswati, El Manik, Alex Komang, Adi Putra, Diana Danielle, Khalid Salleh, Bront Palarae, Sabri Yunus, sangat menginspirasi."
“Akan sangat menarik menyaksikan bagaimana akhir cerita ini. Di mana ambisi mengejar impian, harus diimbangi dengan kesadaran apa yang paling penting di dalam hidup. Kisah Almayer memberi inspirasi,” kata El Manik.
Film tersebut secara garis besar mengajarkan banyak hal tentang bagaimana mengatasi ego untuk mencapai sebuah mimpi. Petualangan tak terlupakan dari film ini bisa dinikmati mulai di bioskop 6 November mendatang.
Advertisement