Sukses

Kisah Wanda Hamida Perang Melawan Tumor Payudara

Saat ditemukan, tumor di payudara Wanda Hamidah sudah sebesar 1,8 sentimeter.

Liputan6.com, Jakarta Pernah mengidap tumor payudara merupakan pengalaman tersendiri bagi artis yang juga mantan politisi Wanda Hamida. Saat ini, Wanda pun mengaku mendapatkan banyak pengalaman untuk lebih menjaga pola hidup sehatnya agar tidak terkena tumor yang pernah diidapnya.

"Setelah diangkat, rasanya lega. Hidup jadi lebih berubah karena menjaga pola hidup sehat. Pola makan langsung berubah. Saya ada pilihan di supermarket, saya beli sayur organik. Kalau beli telur beli telur ayam kampung," kata Wanda usai acara seminar Pink Ribbon Kanker Payudara di hotel Alila, Pecenongan, Jakarta Pusat, Selasa (21/10/2014).

Dengan menjalani pola hidup sehat, Wanda pun menularkannya kepada anak-anaknya. Dirinya ingin anak-anaknya bisa sedini mungkin menjaga pola hidup sehat agar tgerhindar dari penyakit tumor yang pernah dideritanya. "Saya biasakan sedini mungkin, hidup sehat, selain olahraga, ya makan sehat," ujarnya.

Sebagai seorang yang menderita penyakit tumor payudara, Wand apun memberikan tips kepada para wanita agar terhindar dari penyakit tumor payudara.

"Yang terpenting kalau saya mentalnya pertama, sebetulnya banyak yang ngga mau periksa karena tidak peduli. Dan lebih banyak lagi karena takut dengan hasilnya. 'Ah nanti positif, nanti ini, nanti itu'."

"Kesimpulannya cuma satu, harus peduli. Seperti teman-teman di usia saya, misalnya ada benjolan di payudara, sahabat saya dia padahal berpendidikan, ekonominya menengah ke atas, tapi nggak mau periksakan payudaranya, masih percaya pengobatan tradisional. Saya agak sedih," katanya.

Wanda juga menceritakan bagaimana dirinya pertama kali diketahui mengidap penyakit tumor payudara. Menurutnya, tumor yang dieritanya diketahui saat dia tak sengaja melakukan pemeriksaan. 

"Saat saya periksa, ternyata ada tumor di sebesar 1,8 sentimeter. Sebetulnya kala sudah dua sentimeter harus diangkat. Tapi diangkat lebih baik, dan tidak diangkat nggak apa-apa. Tapi walau tumor jinak potensi kanker itu besar. Saya cari second opinion, tidak mau periksa ke Singapura, ternyata dokter Indonesia sudah canggih," ujarnya.

"Setelah konsultasi denga keluarga, saya angkat saja. Karena saya punya tiga anak, saya nggak mau mereka kehilangan ibunya. Diangkat tumor di rumah sakit di Jakarta tahun 2010. Waktu itu saya pilih di rumahsakit di Jakarta supaya keluarga bisa dampingi. Alhamdulilah semua jalan lancar," cerita Wanda.