Sukses

Yuk Nonton Konser Karawitan Muda Indonesia

Beberapa kelompok pemuda ikut ambil serta dalam acara ini.

Liputan6.com, Jakarta Perhelatan Konser Karawitan Muda Indonesia (KMI) digelar untuk ke-8 kalinya. Acara yang dihelat Komisis Nasional Indonesia untuk UNESCO, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bekerjasama Dinas Pariwisata dan kebudayaan DKI Jakarta itu dilangsungkan sejak Selasa (28/10), hingga Rabu (29/10)  di Gedung Kesenian Jakarta (GKJ), Jakarta Pusat.

Beberapa kelompok pemuda ikut ambil serta dalam acara ini. Ada delapan kelompok yang beranggotakan pemuda berusia 15 hingga 25 tahun dari berbagai provinsi yang ambil bagian.

Mereka adalah "Raja Dongar" dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Garut, Jawa Barat; "Rabana Biang" dari SMKN 57 Jakarta (mewakili DKI-Jakarta); "Jegog Bali" (Jes Gamelan Fusion Bali) dari Bal; "Gending Rampak Topeng" dari Pusat Pengembangan Kesenian Cirebon, Jawa Bartat; "Sasando Gong" Jackson Sasando Nusa tenggara Timur (NTT); "Sike Rabana" dariSanggar Melati Kerincia, Bengkulu; "Taganing" dari SMKN 11 Medan, Sumatera Utara, dan "Rampak Bedug Banten" dari SMKN 2 Pandeglang, Banten.

"Acara ini merupakan bagian dari komitmen dan upaya berkelanjutan komisi nasional indonesia untuk UNESCO dalam meningkatkan partisipasi aktif pemuda dalam pelestarian kebudayaan nasional," ungkap Prof. Dr. Arief Rahman, Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO, dalam jumpa pers di Gedung Kesenian Jakarta.

Kepada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta, Dr. Arie Budhiman, berharap acara ini bisa terus terlaksana setiap tahunnya, dengan jumlah peserta yang semakin banyak.

"Ini bagian tugas pemerintan Provinsi DKI Jakarta. Tidak hanya memberikan acara yang sifatnya pengemangan kesenian, tapi juga ada klinik pelatihan yang bisa diikuti oleh pelajar di Jakarta," paparnya.

Dari kalangan pelaku seni, musisi Dwiki Dharmawan juga menaruh harapan pada penyelenggaraan KMI. Dia berangan-angan, nantinya kesenian Indonesia tidak hanya jadi milik masyarakat Indonesia sendiri, tapi juga dunia.

"Mudah-mudahan ada penampil tidak hanya dari indonesia. Ada dari Austria, Afrika Selatan, dan Amerika Latin, mereka bisa memainkan musik tradisional kita," tandasnya.