Liputan6.com, London The day the music died. Tanggal 8 Desember, 34 tahun yang lalu, vokalis The Beatles, John Lennon tewas ditembak oleh penggemarnya sendiri di New York. Sontak dunia terkejut dan berduka ditinggal pergi selama-lamanya oleh salah satu musisi terhebat abad 20 tersebut.
Seperti dilansir Al.com belum lama ini, mengungkapkan duka dan kebenciannya, rekan John, Paul McCartney yang belum bisa melupakan kejadian tersebut juga menyebut sang pembunuh sebagai 'jerk of all jerk' alias orang paling brengsek sedunia.
"Berhari-hari aku tak percaya kalau ia telah pergi," ungkap Paul McCartney dalam sebuah wawancara belum lama ini mengenang John.
"Untukku, sangat menyedihkan tidak dapat bertemu dan berkumpul lagi dengannya," tambahnya.
Kematian John Lennon yang kala itu berumur 40 tahun, oleh banyak orang disebut-sebut sebagai 'akhir dari suatu era' mengingat pentingnya seorang John Lennon dalam budaya pop kala itu. Namun, hal itu ditampik oleh Yoko Ono (istri John).
"Ini bukan akhir dari suatu era.. Tahun 80an masih akan menjadi masa-masa yang indah, dan John percaya hal itu," ungkap Yoko Ono 34 tahun lalu.
John Lennon dibunuh tak lama setelah ucapannya yang menyebut bahwa The Beatles lebih terkenal dari Yesus menimbulkan kontroversi terutama di daerah selatan Amerika Serikat yang terkenal konservatif. Menurut sang pembunuh, Mark David Chapman, ia beralih membenci John Lennon karena menurutnya, perkataan John tersebut adalah sebuah penistaan terhadap agama. (Gul/Ade)
Advertisement