Liputan6.com, Jakarta Hukuman mati masih menjadi kontorversi hingga saat ini. Ada yang pro, tak sedikit pula yang kontra. Ada negara yang masih menerapkan hukuman terberat itu, tapi ada juga yang sudah menghapusnya.
Indonesia termasuk negara yang masih menerapkan hukuman mati. Pada Minggu (18/1/2015) dini hari, enam terpidana mati kasus narkoba dihukum mati. Dari 6 terpidana itu, lima di antaranya telah dieksekusi di Pulau Nusakambangan, sedangkan 1 napi sudah dieksekusi di Boyolali, Jawa Tengah.
Hukuman mati juga beberapa kali diangkat sebagai tema film. Menonton film-film ini Anda akan lebih memahami dampak dari hukuman mati. Lewat film-film yang kami pilihkan ini, Anda tidak hanya menyelami alam pikiran terpidana mati--mereka yang mungkin saja tak bersalah, tapi sudah menerima vonis hakim---atau juga konflik batin yang dialami para eksekutor atau algojo.
Advertisement
The Last Executioner
The Last Executioner (2014)
Ini film anyar dari tetangga kita, Thailand. Filmnya diangkat dari kisah nyata Chavoret Jaruboon, algojo terakhir di Thailand yang mengakhiri hidup terpidana mati dengan senapan. Pemerintah Thailand memutuskan mengganti metode pelaksanaan hukuman mati dengan suntik mati karena lebih murah. Film karya Tom Waller, sutradara Thailand berdarah bule, ini mengisahkan perjalanan hidup Chavoret sejak remaja hingga akhirnya bekerja jadi algojo di penjara Bang Kwang di Bangkok yang terkenal kejam. Film ini lebih banyak menyorot konflik batin Chavoret. Ia mempertanyakan moral dari pekerjaannya serta rasa takut pada karma buruk akibat bekerja sebagai algojo. Film ini punya banyak adegan yang memilukan saat-saat terakhir terpidana mati sebelum tubuh mereka masing-masing dikoyak peluru.
Advertisement
Capote & Infamous
Capote (2005) & Infamous (2006)
Dua film berbeda dengan tema sama: kisah penulis dari majalah The New Yorker, Truman Capote membuat laporan kejahatan pembunuhan satu keluarga di kota kecil di pedalaman bagian tengah Amerika Serikat. Laporan itu kemudian dibukukan oleh Capote menjadi buku In Cold Blood. Kedua film ini, Capote (2005) dan Infamous (2006) antara lain juga merekam hubungan yang dijalin antara Truman Capote dengan terdakwa pembunuhan Perry Smith. Capote membawa Philip Seymour Hoffman meraih piala Oscar. Sementara itu, akting Toby Jones di Infamous pun tak kalah bagus. Dua tontonan berkelas.
The Life of David Gale
The Life of David Gale (2003)
Seorang profesor filsafat dan aktivis anti-hukuman mati, David Gale (Kevin Spacey) mendapati dirinya divonis mati dengan tuduhan membunuh dan memerkosa rekannya. Wartawan Bitsey Bloom (Kate Winslet) tertarik pada kisah ini. Ia kemudian mencari tahu kebenaran cerita tersebut, mewawancarai Gale sambil menginvestigasi kasusnya. Yang ditemukannya adalah bisa jadi Gale tak bersalah. Film karya Alan Parker ini menyuguhkan akting prima para bintangnya.
Advertisement
The Green Mile
The Green Mile (1999)
Di tahun 1935, narapidana penjara Cold Mountain Correctional Facility menyebut ruang eksekusi mati di penjara itu dengan sebutan The Green Mile. Paul Edgecomb (Tom Hanks) bertugas sebagai sipir bagi calon terpidana mati John Coffey (Michael Clarke Duncan). Setelah menjalin hubungan sekian lama, Edgecomb merasa tak yakin Coffey bersalah atas vonis yang dituduhkan padanya. Hati Coffey begitu baik dan lugu. Ia juga memiliki kemampuan menyembuhkan orang lain. Adegan saat-saat terakhir hidup Coffey sangat memilukan. Film ini diangkat dari novel Stephen King.
Dead Man Walking
Dead Man Walking (1995)
Hingga saat ini, Dead Man Walking, karya penyutradaraan kedua bagi Tim Robbins, dianggap sebagai salah satu film terbaik bertema hukuman mati. Alkisah, suster Helen Prejean (Susan Sarandon) menerima surat dari Matthew Poncelet (Sean Penn) yang tengah menunggu hukuman mati atas tuduhan kejahatan membunuh dan memerkosa dua remaja. Setelah bertemu Matthew, suster Helen bersedia menjadi penasehat spiritualnya. Suster Helen menyiapkan Matthew menghadapi hukuman yang akan merenggut nyawanya. "Aku ingin wajah terakhir yang kamu lihat adalah wajah penuh kecintaan," kata sang suster pada Matthew. Susan Sarandon meraih Oscar untuk film ini, sedang Sean Penn meraih nominasi untuk aktingnya. (Ade/Fir)
Advertisement