Liputan6.com, Jepara Tangis duka memecah keningan di rumah Alex Komang di Pancangaan, Lor Jepara, Jawa Tengah, saat jenazah Alex yang dibawa dari RSUP dr. Kariadi, Semarang tiba. Baik saudara maupun tetangga tak henti-hentinya melantunkan ayat suci Al Quran.
Dalam peti mati terbujur sosok sederhana, pria yang punya nama asli Saifin Nuha ini terlihat damai.
"Beliau sosok yang sederhana, idealis, teguh memegang prinsip. Beliau mengajari kami, seniman-seniman muda Jepara untuk setia kepada apa yang kami yakini. Beliau bukan artis, tapi seniman," kata Rhobi Shani, seniman teater Jepara, Sabtu (14/2/2015).
Kepergian Alex Komang, membuat para seniman Jepara lainnya sangat kehilangan. Bukan saja sebagai seniman juga motivator.
"Sebagai tokoh perfilman nasional, mas Alex ini tak pernah merasa lebih populer, lebih artis dari seniman-seniman muda. Almarhum bersikap seperti ayah kepada anaknya yang selalu melindungi, kakak kepada adiknya yang selalu memotivasi dan juga sebagai teman yang menemani saat menggali ide. Jarang tokoh besar seperti mas Alex, apalagi di daerah seperti Jepara," tambah Rhobi.
Alex Komang diketahui menderita penyakit kanker hati. Alex meninggal di usia 53 tahun. Ia sudah membintangi film-film legendaris seperti Doea Tanda Mata (1985), Secangkir Kopi Pahit (1985), Ibunda (1986), Laskar Pelangi (2008), hingga yang terakhir Gunung Emas Almayer (2014).(Mer)