Sukses

5 Film Terbaik Alex Komang

Dari sekitar 20-an film Indonesia yang sudah ia bintangi kami memilih lima film terbaik Alex Komang. Apa saja?

Liputan6.com, Jakarta Saat mendengar kabar Alex Komang meninggal, seorang kawan wartawan film menulis status di akun Path-nya. Ia menulis sebuah momen yang diingatnya ketika mewawancarai Christine Hakim.

Begini ia menulis ucapan Christine yang diingatnya: "Di Indonesia saya mengenal dua aktor terbaik. Pertama, Alex Komang. Kedua, Reza Rahadian. Adakah yang lebih baik dari keduanya?"

Jumat (13/2/2015) malam kemarin kita mendengar kabar duka Alex Komang tiada. Ini artinya, kita kehilangan salah satu aktor terbaik di jagat perfilman.

Pria yang bernama asli Saifin Nuha itu mulai berkiprah di dunia perfilman tahun 1980-an. Ia ditemukan oleh mendiang Teguh Karya, salah satu sutradara terbaik negeri ini lewat Teater Populer binaannya.

Ia menjadi bintang film langsung sebagai pemeran utama di film Secangkir Kopi Pahit (1984) dan lalu Doea Tanda Mata (1984). Ia meraih Piala Citra Aktor Terbaik FFI 1985 di film Doea Tanda Mata.

Dari sekitar 20-an film Indonesia yang sudah ia bintangi kami memilih lima film terbaik Alex Komang. Apa saja?

2 dari 6 halaman

No. 5

5. Surat Kecil Untuk Tuhan (2011)

Film ini, Surat Kecil Untuk Tuhan merupakan film terlaris 2011 dengan jumlah penonton lebih dari 748 ribu. Film ini sukses mengharu biru penontonnya. Ceritanya memang sedih. Tentang kisah nyata perjuangan gadis berusia 13 tahun, Gita (diperankan oleh Dinda Hauw) melawan kanker jaringan lunak (Rhabdomyosarcoma). Selain akting Dinda yang total hingga rela mencukur rambutnya, film yang diangkat dari novel Agnes Danovar ini juga memperlihatkan akting memukau Alex sebagai ayah Gita. Di film itu Alex memperlihatkan akting meyakinkan seorang ayah yang akan melakukan upaya apa saja agar putrinya sembuh. Flm ini menghantarkannya menjadi unggulan Aktor Terbaik FFI 2011.

3 dari 6 halaman

No. 4

4. Sebelum Pagi Terulang Kembali (2014)

Sebelum Pagi Terulang Kembali bukan film yang populer saat edar tahun kemarin. Tetapi sebetulnya, ini film yang bermutu. Film karya Lasja F Susatyo ini punya nilai edukasi agar masyarakat menjauhi praktek korupsi. Karenanya, film ini mendapat dukungan dari Komisi Pemberantas Korupsi (KPK). Sebelum Pagi Terulang Kembali adalah jenis film konflik keluarga yang sudah jarang dibuat. Ceritanya berfokus pada sebuah keluarga yang dipimpin Yan (Alex Komang), seorang pejabat Kementerian Perhubungan. Keluarga ini kemudian terjerat kasus korupsi dan berantakan, tidak ada lagi kehangatan. Di film ini, Alex yang tentu saja sudah berusia setengah baya berperan sebagaimana Tuti Indra Malaon di Ibunda (1986). Kita melihatnya jadi kepala keluarga yang harus pasrah melihat anak-anaknya terjerat korupsi.

4 dari 6 halaman

No. 3

3. Ibunda (1986)

Ibunda hingga kini dikenang sebagai salah satu puncak karya mendiang Teguh karya. Di tangannya, sebuah drama keluarga tentang kehidupan bisa disajikan sangat menarik, tanpa perlu tanda seru yang menuntut perhatian. Fokus ceritanya tentang Ibu Rakhim (Tuti Indra Malaon), janda priyayi, selalu bersikap mengambil alih beban hidup anak-anaknya. Salah satunya Alex Komang, yang kebagian peran sebagai Fikar, pemain film dan jatuh ke pelukan seorang tante, hingga lupa sudah punya istri dan anak. Ini peran yang mudah bagi Alex.

5 dari 6 halaman

No. 2

2. Secangkir Kopi Pahit (1984)

Inilah film pertama Alex Komang, aktor teater yang mulai hijrah ke dunia film. Sebagai kelahiran Jepara, Jawa Tengah, Alex berhasil membawakan pria Batak bernama Togar. Film ini berfokus pada jatuh bangun perjalanan hidup Togar, mulai dari mahasiswa yang diharapkan punya masa depan cerah oleh keluarganya, tapi lalu terdampar jadi buruh pabrik semen, meniduri seorang janda hingga hamil, jadi wartawan, lalu pulang kampung. Di kampung pun nasib malang masih menghampirinya. Semua itu dimainkan dengan sangat baik oleh seorang aktor yang di awal credit title disebut: “Memperkenalkan, Alex Komang.”

6 dari 6 halaman

No. 1

1. Doea Tanda Mata (1984)

Doea Tanda Mata disutradarai Teguh Karya. Film ini layak disebut klasik. Sebagai sebuah period drama, film ini layaknya The Godfather milik Francis Ford Coppola Gunadi yang berhasil mengangkat Amerika era 1940-an. Teguh menuturkan kisahnya mirip pembagian babak yang menyerupai naik-turunnya layar di panggung teater. Semua itu didukung gambar-gambar dinamik sorotan George Kamarullah. Kisahnya tentang Gunadi, pemuda Klaten yang baru kawin setahun terbius oleh gerakan perlawanan terhadap pemerintah Hindia Belanda di tahun 1930-an. Ia tinggalkan istrinya yang menjadi guru, dan bergabung dengan kelompok pergerakan bawah tanah dengan mencetak selebaran-selebaran gelap. Di percetakan yang merangkap panggung hiburan, ia berkenalan dengan Ining (Jenny Rachman). Ining tampak jatuh hati pada Gunadi. Tak jelas bagaimana sikap Gunadi. Karakter kompleks macam Gunadi—yang teronbang ambing di antara dua wanita serta pemihakan kepada bangsa sendiri namun mempertanyakan kemurnian perjuangan--itu dimainkan dengan amat baik oleh Alex Komang. Ia berhasil menghidupkan karakter Gunadi yang peragu.*** (Ade)

Video Terkini