Sukses

5 Film Mandarin Romantis Pilihan

Mumpung masih dalam suasana Valentine sekaligus Imlek kami pilihkan film-film romantis berbahasa Mandarin

Liputan6.com, Jakarta Siapa bilang film Mandarin melulu berisi orang berkelahi saling unjuk kebolehan kung fu?

Ya, film Mandarin memang identik dengan film kung fu. Tapi, sineas sana tak hanya jago bikin film model begitu. Mereka juga bikin film berbagai genre. Termasuk drama romantis.

Nah, mumpung masih dalam suasana Valentine sekaligus Imlek kami pilihkan film-film romantis berbahasa Mandarin yang bisa jadi pilihan alternatif Anda menonton.

Yuk simak film-film romantis Mandarin pilihan kami. O iya, sengaja pula kami pilihkan yang tak terlalu lama rilisnya, agar filmnya masih mundah Anda cari.

Baca juga:

10 Gaun Pernikahan Artis Termahal di Dunia

Daftar 10 Implan Payudara Termahal Artis Hollywood

5 Seleb Terkenal Ini Ternyata Korban `Bully` Semasa Kecil

5 Kejadian Memalukan Seleb-Seleb Hollywood (Bag.2)

Cerita 7 Artis Tentang Keperawanan

5 Artis yang Kaya Raya Sejak Lahir

6 Musisi Terkenal yang Mati Ditembak

6 Videoklip Ini Sering Membuat Pria Berfantasi

7 Artis Berpayudara Seksi Tanpa Operasi

2 dari 6 halaman

Fly Me To Polaris

Fly Me To Polaris (1999)

Ini salah satu film paling romantis yang pernah dibuat sineas Hong Kong. Kisahnya tentang Onion (Richie Ren) yang buta dan bisu sejak kecil. Ia jatuh cinta pada suster Autumn (Cecilia Cheung) tapi tak bisa mengungkap perasaannya. Onion mengajak kencan Autumn dan dijawab iya. Onion yang kegirangan kelewat gembira hingga ia tertabrak mobil dan mati tanpa sempat mengungkap rasa cintanya. Namun,Onion tak langsung ke surga. Ia diizinkan menyelesaikan dulu urusannya di dunia. Ia diberi waktu selama 5 hari. Memang, ia bisa melihat dan bicara kini. Tapi Autumn tak mengenalnya. Onion kembali jadi orang lain. Sementara itu, Autumn yang sedih ditinggal Onion menyadari kalau ia betulan cinta padanya. Waktu lima hari amat pendek, Onion harus mengutarakan perasaannya tanpa melanggar aturan (sebetulnya ia tak dibolehkan bilang siapa dirinya) sebelum akhirnya terbang kembali ke Polaris. Autumn tak mengira Onion datang lagi ke dunia. Ketika ia sadar waktu yang tersisa tinggal hitungan menit.

3 dari 6 halaman

In the Mood for Love

In the Mood for Love (2000)

Sekarang orang lebih kenal judulnya ketimbang filmnya. Frasa "in the mood for love" kerap dipakai untuk menyatakan suasana hati yang tengah dimabuk cinta. Padahal filmnya justru punya nuansa cinta yang sendu, bukan orang yang sedang dimabuk cinta berbunga-bunga. Sutradara Wong Kar Wai (Chungking Express) menyuguhkan kehidupan Hong Kong awal 1960-an. Dikisahkan Chow Mo-Wan (Tony Leung), seorang redaktur surat kabar pindah ke sebuah apartemen bersama istrinya. Hampir bersamaan, seorang wanita muda jelita Su Lizhen (Maggie Cheung) juga pindah ke apartemen yang sama. Su pindah bersama suaminya. Belakangan, Chow dan Su mengetahui pasangan masing-masing terlibat perselingkuhan. Merasa senasib, kemudian juga timbul perasaan di antara mereka.

4 dari 6 halaman

Perhaps Love

Perhaps Love (2005)

Film musikal termasuk jarang sekali dibuat sineas Hong Kong. Dari yang jarang itu muncul Perhaps Love yang sering disebut sebagai Moulin Rouge!-nya perfilman Mandarin. Sutradara Peter Chan menggarapnya di tahun 2005 dan langsung jadi salah satu film laris tahun itu baik di Tiongkok, Hong Kong, dan Taiwan plus mengoleksi 29 penghargaan berbagai festival film. Perhaps Love dibintangi Takeshi Kaneshiro, Xun Zhou, Jacky Cheung, dan Jin Hee Ji. Kisahnya dimulai saat Lin Jiang Tung (Kaneshiro), mahasiswa fakultas film, jatuh cinya pada Suen Na (Zhou Xun). Tapi kemudian, Lin harus dihadapkan memilih cinta atau karier. Lin akhirnya memilih mengejar karier. Ia melarikan diri dari hubungan cintanya. Sepuluh tahun kemudian, Suen telah jadi bintang film terkenal berkat bantuan kekasihnya Nip Man (Jacky Cheung), sutradara ternama. Di lain pihak, Lin juga sukses jadi musisi. Takdir kemudian mempertemukan Lin dan Suen. Keduanya bekerjasama menggarap sebuah komedi musikal tentang kisah cinta segitiga. Sebuah ironi karena Lin masih cinta pada Suen dan begitu sebaliknya, meski ada Nip Man di tengah-tengah mereka.

5 dari 6 halaman

Butterfly Lovers

Butterfly Lovers (2008)

Kisah Butterfly Lovers yang aslinya cerita rakyat dari China kerap disebut setara dengan Romeo dan Juliet. Kisahnya sudah berkali-kali diceritakan dalam beragam bentuk, termasuk film. Kita di Indonesia mengenal kisahnya sebagai cerita Sampek-Engtay, ejaan Hokkian yang dianut sebagian besar keturunan Tionghoa di sini. Yang ini versi film keluaran 2008 yang dibintangi Wu Chun dan Charlene Choi. Alkisah, Liang Shanbo (Wu Chun), seorang pesilat tangguh yang ditugaskan gurunya mengawal Zhu Yingtai (Charlene Choi) pulang kembali ke rumahnya. Liang tak pernah tahu Zhu sebetulnhya adalah seorang wanita dan saat rahasia itu terbongkar, asmara tumbuh tak bisa dibendung di antara mereka. Masalahnya, Zhu sudah dijodohkan dengan Jenderal Ma ( Hu Ge). Maka, cinta mereka harus menghadapi ujian berat. Sutradara Jingle Ma Chor-Sing menggarap cerita klasik ini dengan niat penuh jadi film romantis. Tengok saja gaya visual yang dipilihnya. Pewarnaan sefia dan soft focus menambah kesan romantis. 

6 dari 6 halaman

Looking for A Star

Looking for A Star (2009)

Siapa tak kenal Andy Lau dan Shu Qi?! Yang satu gangteng, satunya lagi seksi. Keduanya super star perfilman Hong Kong. Sutradara Andrew Lau (sebelumnya membuat Infernal Affair) berhasil mempertemukan mereka di Looking for a Star. Bersetting kota Macau nan romantis kisahnya mirip cerita Cinderella modern. Andy Lau memerankan sang pangeran yang di film ini adalah jutawan kaya yang sudah 3 kali bercerai bernama Sam. Shu Qi bak Cinderella jadi rakyat jelata yang bekerja sebagai bandar kasino sekaligus penari kabaret bernama Milan. Pasangan berlatar belakang berbeda ini kemudian jatuh cinta. Milan tak tahu pria yang dikencaninya kaya dan terkenal. Saat hubungan keduanya diendus media, Milan diburu dan hubungan cinta mereka jadi runyam. Lantas, apakah cinta mereka berlanjut? Kami biarkan Anda bertanya-tanya dan cari tahu sendiri dengan menonton filmnya. Keunggulan film ini berhasil menghadirkan suasana romantis kota Macau yang dipenuhi bangunan tua berakstektur Eropa peninggalan Portugis yang kontras dengan neon warna-warni yang memenuhi sudut kota di malam hari. (Ade/Rom)