"ARTIS itu ibarat habis manis sepah dibuang," begitu Ebet Kadarusman menggambarkan nasib artis. Sewaktu jaya disanjung-sanjung, dia melanjutkan, kalau sudah tua dan sakit-sakitan, ya, dilupakan. Di sampingnya ada Darto Helm--pelawak yang menghiasi layar TVRI masa 1970-an hingga pertengahan 1980-an bersama almarhum S. Bagio, Sol Saleh, dan Diran. Ebet dan Darto sempat merasa dilupakan saat terserang stroke. Untunglah saat ini keduanya sudah dalam kondisi lebih baik.
Darto mengakui saat menderita stroke sekitar 1996, tak ada yang memperhatikannya. Dia mengandaikan keadaan mungkin tak seperti itu bila teman seangkatannya masih hidup. Rekan Darto yang masih mengunjunginya adalah Ateng. Itu pun sudah tak lagi dilakukan Ateng setelah pelawak bertubuh pendek itu meninggal dunia, beberapa waktu silam. "Tinggal saya sendiri yang masih hidup," kata Darto.
Ebet menambahkan, pengalaman itu membuatnya sangat mempedulikan nasib rekan-rekannya sesama artis. Bahkan, dia selalu menumbuhkan semangat kepada artis yang menderita stroke. "Kita ini mandiri dan terhormat," kata Ebet mencontohkan kata-kata yang kerap diucapkan kepada teman yang stroke. Tak lupa pula, dia berpesan agar selalu menjaga kesehatan dengan pola hidup yang teratur. "Stroke bisa mengenai siapa saja, di mana saja, dan kapan saja," kata Ebet.
Cerita Sendu Artis Tua Penderita Stroke
"ARTIS itu ibarat habis manis sepah dibuang," begitu Ebet Kadarusman menggambarkan nasib artis. Sewaktu jaya disanjung-sanjung, dia melanjutkan, kalau sudah tua dan sakit-sakitan, ya, dilupakan. Di sampingnya ada Darto Helm--pelawak yang menghiasi layar TVRI masa 1970-an hingga pertengahan 1980-an bersama almarhum S. Bagio, Sol Saleh, dan Diran. Ebet dan Darto sempat merasa dilupakan saat terserang stroke. Untunglah saat ini keduanya sudah dalam kondisi lebih baik. Darto mengakui sa...
Advertisement
Kredit