Sukses

Christine Hakim & Reza Rahadian Hadiri Rilis Film Tjokroaminoto

Peluncuran film Guru Bangsa Tjokroaminoto adalah salah satu rangkaian Kongres Pemuda 2015.

Liputan6.com, Surabaya Beberapa artis pemeran film Guru Bangsa Tjokroaminoto seperti Reza Rahadian, produser film Noe Letto dan Christine Hakim, serta perwakilan yayasan keluarga besar HOS Cokroaminoto, menghadiri rilis film Guru Bangsa Tjokroaminoto. Acara tersebut digelar di pelataran rumah cagar budaya HOS Cokroaminoto di Jalan Peneleh VII Nomor 29-31, Surabaya.

Menurut Christine Hakim yang juga produser film Guru Besar Tjokroaminoto, ia mengaku terharu dan bangga bisa menyelesaikan film yang menceritakan dan mengajarkan tentang pentingnya nasionalisme.
   
"Tjokroaminoto adalah guru besar. Dia adalah guru Presiden Soekarno, KH Hasyim Asyaari, Tan Malaka, Semaoen, Alimin, Muso, Kartosuwiryo dan beberapa tokoh bangsa lainnya," kata Christine di sela-sela acara, Kamis (5/3/2015).
   
Hal yang sama juga disampaikan Reza Rahadian, aktor sekaligus pemeran utama yang mengaku bersyukur bisa memerankan tokoh sebesar Tjokroaminoto.
   
"Film ini sangat penting untuk menyosialisasikan sejarah berdirinya Indonesia yang mulai dilupakan. Buktinya, saat ada pertanyaan siapa Tjokroaminoto, yang kita tahu hanya nama pahlawan, bahkan hanya sekadar nama jalan," ucapnya.

Sementara itu, menurut Ketua Umum Yayasan Keluarga Besar HOS Cokroaminoto, Ai Tjokroaminoto mengatakan bahwa peluncuran film Guru Bangsa Tjokroaminoto adalah salah satu rangkaian Kongres Pemuda 2015.

"Tujuannya menghidupkan nilai perjuangan Tjokroaminoto dalam memperjuangkan gagasan, ide, dan nilai-nilai kebangsaan," ujarnya.

Dia menambahkan, Kongres Pemuda nantinya akan merumuskan Resolusi Anak Muda Indonesia (RAMI) 2015 tentang empat nilai yang diperjuangkan Tjokroaminoto. Empat nilai itu yakni kemerdekaan, persamaan, persaudaraan dan identitas sebagai bangsa Indonesia.

"Rumusan Naskah RAMI 2015 nanti akan diserahkan kepada Presiden Jokowi sebagai masukan dari anak muda Indonesia, untuk bangsa," tandasnya.

Sedangkan menurut, cucu Tjokroaminoto, Harjono Sigit Bahrul Salam mengaku senang ketika perjuangan sang kakek dibuat film karena sebagai bentuk rekonstruksi kembali sejarah yang mulai dilupakan.
   
"Semoga ceritanya mampu mempengaruhi generasi muda sekaligus inspirasi untuk semakin bangga dan cinta terhadap Tanah Air," pungkas ayah kandung penyanyi Maia Estianti, yang juga pernah menjabat Rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya tersebut. (fei)