Sukses

Dewa Vs FPI Menyoal Logo <i>Laskar Cinta</i>

UNTUK kesekian kalinya grup band Dewa menghadapi masalah serius. Kali ini terkait logo album terbarunya, <i>Laskar Cinta</i>. Adalah Front Pembela Islam (FPI), organisasi pimpinan Habib Rizieq yang menyampaikan keberatan. Dewa dianggap melecehkan umat Islam dengan pemakaian logo itu. Pasalnya, logo ...

UNTUK kesekian kalinya grup band Dewa menghadapi masalah serius. Kali ini terkait logo album terbarunya, Laskar Cinta. Adalah Front Pembela Islam (FPI), organisasi pimpinan Habib Rizieq yang menyampaikan keberatan. Dewa dianggap melecehkan umat Islam dengan pemakaian logo itu. Pasalnya, logo tersebut adalah kaligrafi Lafdhul Jalalah (Allah) lafad yang diagungkan. Tapi oleh grup yang dimotori Dhani Ahmad justru diinjak-injak dalam sebuah panggung pertunjukan. "Persoalannya penggunaan logo Allah ini tidak digunakan sebagaimana mestinya," ungkap A. Yusuf Amir, pengacara FPI di Jakarta, baru-baru ini. FPI juga menilai antara logo dan lagu Laskar Cinta tidak bertalian. Lagu tersebut sama sekali tak mencerminkan napas Islam. "Memuncaknya logo ini dijadikan alat panggung dan diinjak-injak," tambah dia. FPI menuntut Dewa meminta maaf kepada umat Islam lewat media massa dan menarik seluruh peredaran kaset dan compact disc-nya. Yang dimaksud kuasa hukum FPI tersebut adalah pergelaran Dewa di sebuah stasiun televisi, pekan kedua April 2005. Memang lambang tersebut dijadikan karpet atau alas yang merupakan bagian dekorasi panggung dan diinjak-injak para personel Dewa--Dhani Ahmad (kibor, vokal), Once (vokal), Andra (gitar), Yuke (bas) dan Tyo Nugros (dram). Sebenarnya yang pertama kali bereaksi adalah ustad Wahfiudin yang juga pengisi acara keagamaan di televisi tersebut. Ia langsung menghubungi pimpinan stasiun dan membawa bukti buku The Cultural Atlas of Islam karya Profesor Doktor Ismail Raji al Faruqi, pendiri The International Institute of Islamic Thought, organisasi intelektual muslim di Amerika Serikat. Dalam buku yang sudah diterjemahkan ke bahasa Malaysia dan Indonesia oleh Mizan itu terdapat kaligrafi Lafdhul Jalalah yang dijadikan lambang album Dewa. Ini memang persoalan sensitif dan berkaitan dengan rasa keagamaan. Itulah sebabnya, Dhani pun menyampaikan persoalan ini kepada Ketua Dewan Syuro Partai Kebangkitan Bangsa yang juga mantan Presiden Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. Di mata Gus Dur, persoalan tersebut hanyalah masalah kecil dan teknis. Gus Dur justru meminta Habib Rizieq dan FPI supaya tidak mempersoalkan lebih jauh masalah ini. Alasannya, masalah tersebut tidak prinsipil. "Habib Rizieq tidak bisa berbicara atas nama umat. Pusing-pusing amat," tandas Gus Dur. Sementara Dhani membantah dirinya dan Dewa telah sengaja melecehkan Islam. Menurut dia, itu semua berlangsung tanpa sengaja. Dhani menyayangkan jika FPI menilai sebaliknya. "Oleh Bapak Rizieq ini seolah Dewa menginjak-injak Allah," kata Dhani, kesal. "Tidak mungkin seorang Dhani Ahmad atau Dewa menghina umat Islam," tegas Dhani, masih sewot. Dhani dan Dewa kini tengah berembuk untuk menggugat balik FPI dan Habib Rizieq atau cukup memaafkannya. Saling maaf lebih bijak, Dhan!