Liputan6.com, Jakarta Salah seorang dewan juri Indonesian Movie Awards (IMA) 2015, Aditya Gumay mendesak penyelenggara acara untuk transparan. IAM 2015 menjadi kontroversi menyusul polemik terpilihnya Angel Pieters dalam kategori Soundtrack Film Terfavorit.
"Seharusnya ada penjelasan, yang menentukan nominasi siapa saja. Termasuk yang memperlihat secara transparan voting via SMS-nya seperti apa," kata Aditya Gumay via telepon, Rabu (20/5/2015).
Ramai diberitakan, berbagai musisi meluapkan nada protes setelah Angel Pieters dinyatakan sebagai pemenang di kategori Soundtrack Film Terfavorit lewat lagu Indonesia Negeri Kita ciptaan Liliana Tanoesudibjo untuk film Di Balik 98, produksi MNC Pictures.
Advertisement
Kemenangan ini diklaim berdasarkan perolehan votting SMS yang dikirimkan pemirsa. Namun, para musisi protes lantaran Angel tak masuk dalam daftar nominasi yang dirilis sejak awal oleh panitia. Aditya juga mengkritisi hadirnya pihak ketiga dalam penjurian IMA 2015. "Yah, mungkin kebijakan stasiun tv kali," kata Aditya Gumay.
Awalnya, kategori Soundtrack Terfavorit berjumlah 5 nominasi yakni, Anggun C. Casmi: Fly My Eagle (Pendekat Tongkat Emas), Glenn Fredly: Tinggikan (Cahaya Dari Timur: Beta Maluku), Mahadewa: Immortal Love Song (Runaway), Pongki Barata: Seluas Itu (Nada Untuk Asa), dan Sait Loco: Dibalik Pintu Istana (Di Balik 98).
Ke lima nominasi tersebut resmi diumumkan sebagai nominasi untuk soundtrack terfavorite ajang IMA 2015. Akan tetapi, mendekati hari H, sekitar 6 hari, muncul sebuah nominasi baru untuk kategori tersebut yakni lagu Indonesia Negeri Kita Bersama yang dibawakan oleh Angel Pieters untuk film Dibalik 98.
Â
Namun, nominasi tambahan tersebut kembali dihapus pada poster pengumuman nominasi oleh akun twitter official RCTI dua hari sebelum acara berlangsung. Hal tersebut awalnya tak begitu disadari oleh masyarakat, namun setelah pemenang kategori ini diumumkan polemik mulai muncul.