Liputan6.com, Jakarta Rae Sita Supit meninggal pada hari ini, Rabu (20/5/2015). Kabar ini beredar dengan luas di dunia maya seperti media sosial, juga melalui Blackberry Messager (BBM). Bintang `Cintaku di Kampus Biru` pada era 1970-an ini termasuk aktris senior yang populer. Bahkan di masa tuanya, ia juga tetap bergerak di bidang perfilman yaitu sebagai anggota Lembaga Sensor Film (LSI).
Meski memiliki darah Australia dari sang ibu, Rae tinggal dan besar di Indonesia. Hal ini ditegaskan dan digarisbawahi mengingat Rae memiliki kenangan pahit semasa kecil.
Dalam buku Apa & Siapa Sejumlah Orang Indonesia 1985-1986 tertulis cerita yang menurut Rae membekas hingga akhir hayatnya. Rae memang lahir di Brisbane, Australia. "Jadi, saya cuma menumpang lahir di luar negeri, saya besar di Indonesia, saya orang Indonesia," katanya.
Wanita kelahiran 1 Juni 1945 tersebut mengenyam pendidikan taman kanak-kanak di Gang Ampiun, Cikini. Rae sempat mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan dari orang-orang di sekitar tempat tinggalnya. "Saya dikira anak Belanda oleh orang kampung. Kalau pulang sekolah, dilempari batu," kata Rae.
Hal itu memang menyakitkan, namun penjelasan Rae rupanya tidak bisa memadamkan amarah penduduk. Tak ada jalan lain, Rae akhirnya pindah sekolah ke Jalan Cilacap dan tinggal bersama nenek dan kakeknya di Wonosobo, Jawa Tengah. Rae belajar mengaji di sana.
Advertisement
Pada Akhirnya, ayahnya mengirim sekolah putrinya ke luar negri pada zaman Orde Baru karena takut dengan demo-demo yang diikuti Rae. "Akhirnya, Ayah mengirim saya ke luar negeri. Barulah benar-benar sekolah," tuturnya.