Sukses

Trilogi `Sandhora` Teguh Santosa Bakal Terbit Lagi, Difilmkan?

Komik legendaris trilogi Sandhora karya Teguh Santosa bakal terbit ulang. Saat ini juga tengah dibaca Hanung Bramantyo. Bakal difilmkan?

Liputan6.com, Malang Trilogi komik "Sandhora" karya Teguh Santosa di tahun 1969 bakal diterbitkan lagi. Selain syukuran rencana penerbitan itu, juga digelar Preview Pameran Seni Komik Teguh Santosa di Kota Malang, Jawa Timur.

Dhany Valiandra, putra komikus Teguh Santosa, mengatakan, berbagai karya ayahnya justru belum pernah dipamerkan di kota kelahirannya sendiri padahal sudah pernah dipamerkan di Jakarta, Jogjakarta hingga di Singapura.

“Belum pernah dipamerkan di Malang, kota kelahiran Teguh Santosa sendiri. Karena itu acara ini juga untuk mengenalkan karya bapak pada masyarakat Malang,” kata Dhany disela acara di Warung Juminten Kota Malang, Minggu (24/5/2015).

Acara hari ini sendiri merupakan langkah awal sebelum digelarnya Pameran Seni Komik Teguh Santosa, Restrospeksi 1965-2000 di Malang pada Oktober 2015 mendatang. Acara hari ini dihadiri keluarga, murid, sahabat dan pembaca setia komik karya Teguh Santosa.

Preview Pameran Seni Komik Teguh Santosa di Kota Malang, Jawa Timur. (foto: Zainul Arifin/Liputan6.com)

Sandhora adalah karya Teguh Santosa yang paling popular. Ini komik trilogi roman sejarah. Bagian pertama, Sandhora, terbit pada 1969, terinspirasi film Angelique. Episode kedua berjudul Mat Roman (1971), dan episode penutupnya Mencari Mayat Mat Pelor (1974).

"Teguh Santosa sudah menghasilkan ratusan karya. Tapi trilogi Sandhora, roman sejarah itu yang cukup fenomenal," ujar Dhany.

Trilogi Sandhora itu sendiri saat ini juga tengah dibaca oleh sineas Hanung Bramantyo. Tak menutup kemungkinan, komik tersebut bakal difilmkan. "Masih dibaca Hanung Bramantyo, belum tentu difilmkan. Tapi andaikan benar dibuat versi film, tentu kami sangat bahagia." urai Dhany.

Preview Pameran Seni Komik Teguh Santosa di Kota Malang, Jawa Timur. (foto: Zainul Arifin/Liputan6.com)

Komikus Teguh Santosa lahir di Malang, 1 Februari 1942. Bakat seni mengalir dari ayahnya Soemarmo Adji dan ibunya Lasiyem yang juga pemilik group kesenian ketoprak tobong “ Krido Sworo” pada waktu itu. Ayahnya pula yang berperan sebagai pelukis “tonil” panggung ketoprak, sedangkan ibunya adalah pemain ketoprak.

Teguh Santoso pernah juga bekerja sebagai ink man atau pemberi tinta di Marvel Comics pada pertengahan 1990-an silam. Ia dipercaya menggarap serial Conan, Alibaba dan Piranha. Teguh masuk ke industri komik dunia itu setelah berkenalan dengan David Ross pelukis komik asal Kanada tahun 1993. Teguh menghembuskan nafas terakhir pada 25 Oktober 2000 silam.(Zainul Arifin/Ade)

Video Terkini