Sukses

Pandji Pragiwaksono Berkicau Perihal Kasus Kematian Angeline

Berkaca pada kasus Angeline, Pandji Pragiwaksono, yang meminta agar para orang tua terlebih dulu dididik sebelum memiliki anak.

Liputan6.com, Jakarta Kematian Angeline, bocah berusia delapan tahun yang meninggal lantaran diduga menerima kekerasan dari ibu tirinya tengah menjadi sorotan. Berbagai kalangan masyarakat pun turut mengutuk kejadian nahas tersebut.

Begitu pun dengan Pandji Pragiwaksono, yang meminta agar para orang tua terlebih dulu dididik sebelum memiliki anak. Melalui aku Twitter miliknya, sang komik itu pun berkicau.

"Stelah mempelajari kasus Angeline, gue bingung knp waktu itu pada nyinyir Kemendikbud mewacanakan Pendidikan Kecakapan Keorangtuaan," cuit Pandji di @pandji, Rabu (10/6/2015).

Di balik kematiannya yang masih menjadi misteri, Angeline pernah mengecap masa-masa bahagia bersama keluarga angkatnya.

Di laman media sosialnya, Pandji juga meretweet komentar dari para followers-nya yang mendukung untuk merealisasikan wacana Pendidikan Kecakapan Keorangtuaan.

"Pendidikan Keorangtuaan itu termasuk soal peduli pd anak tetangga, apalagi bila menyaksikan kekerasan," papar salah satu followers Pandji yang diretweet-nya.

Kejadian ini berawal pada 16 Mei 2015, saat Margaret (Ibu Tiri Angeline) melapor ke polisi dan mengatakan Angeline hilang saat tengah bermain di depan rumah mereka. Peristiwa itu pun menarik perhatian banyak kalangan.

Kini berkembang spekulasi bocah Angeline menjadi korban kekerasan orangtua angkatnya.

Tak hanya polisi, ratusan relawan pun turut mencari Angeline. Mereka menyebar foto Angeline di sudut-sudut kota.

Pagi ini, kabar duka didapatkan. Jasad Angeline ditemukan di halaman belakang rumahnya. Jenazah Angeline ditemukan berada di belakang kandang ayam.

Berdasarkan hasil autopsi, Angeline tewas akibat benturan benda tumpul pada kepala dan leher. Memar terparah terjadi pada kepala bagian kanan. Selain itu, bekas jeratan tali ditemukan pada lehernya. (Fac/Ade)