Sukses

Lima Lelaki Terekam Bersama Alda dalam CCTV

DUGAAN Alda Risma dibunuh oleh sekelompok orang semakin kuat. Polisi baru-baru ini, tengah meneliti identitas lima lelaki yang terekam dalam kamera pengintai (CCTV) Hotel Grand Menteng, Jakarta Timur. Kelima lelaki itu, salah seorang di antaranya dikenali bernama Ferry Surya Prakasa datang ke hotel ...

DUGAAN Alda Risma dibunuh oleh sekelompok orang semakin kuat. Polisi baru-baru ini, tengah meneliti identitas lima lelaki yang terekam dalam kamera pengintai (CCTV) Hotel Grand Menteng, Jakarta Timur. Kelima lelaki itu, salah seorang di antaranya dikenali bernama Ferry Surya Prakasa datang ke hotel bersama Alda, Ahad silam. Mereka kini resmi menjadi target buruan polisi. Polisi sempat membekuk kakak Ferry, Wisnu. Namun ia dilepaskan lagi setelah dimintai keterangan. Kemungkinan besar, pemain sinetron Ferry Salim yang juga kakak ipar dari Ferry akan diinterogasi. Sebab Ferry Surya Prakasa menggunakan Nissan X-Trail warna perak bernomor polisi B 8550 O milik Ferry Salim, saat tersangka menghilang setelah mengantar jenazah Alda ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta Pusat, Selasa malam. Sebagian kalangan mengaku tahu Alda memang menggunakan narkotik dan obat-obat berbahaya. Bahkan penyanyi bertubuh molek itu pernah juga nyaris meregang nyawa akibat overdosis. Semua masalah yang membelit Alda dikatakan kerabatnya terjadi setelah ia mengenal Ferry Surya Prakasa. "Mungkin Ferry bukan pengaruh yang baik bagi Alda," kata Lisa, kakak Alda. Alda Risma Elfariyani lahir di Bogor, Jawa Barat. Masa kecil sulung dari tiga bersaudara pasangan almarhum Amir Farid Reza dan Halimah ini terbilang biasa-biasa saja. Alda mulai menunjukkan bakat setelah memasuki usia remaja. Alda ketika itu menyabet juara pertama Pekan Olahraga dan Kesenian se-Jawa Barat. Tak lama berselang, ia meraih lomba juara karaoke tingkat remaja. Di usia 15 tahun, Alda sudah mempunyai grup band. Ketika manggung di acara pernikahan aktor dan pemain pantomim Septian Dwi Cahyo, suara Alda menarik pencipta lagu Dommy Alen. Pada September 1997, Alda diberi kesempatan menyanyikan lagu We Can Make It dengan grup mancanegara Code Red di Planet Hollywood, Jakarta Selatan. Awal tahun 1998, Alda tampil dengan sejumlah penyanyi Ibu Kota dalam rangka menggalang dana untuk korban kelaparan di Irian Jaya--sekarang Papua. Enam bulan kemudian, ia merilis album perdana bertajuk Aku Tak Biasa. Penjualan album ini meledak di pasaran. Kehidupan Alda langsung berubah. Ia sanggup membeli mobil dan membangun rumah mewah. Namun kehidupan Alda tak lepas dari gosip. Dara penggemar sepak bola ini dikabarkan melakukan aborsi dan berhubungan akrab dengan produser yang mengorbitkan namanya. Pada ajang Anugerah Musik 1998, Alda menduduki posisi penyanyi pop terbaik. Di penghujung tahun, Alda masuk daftar sepuluh bintang paling potensial versi sebuah media Ibu Kota. Berbekal sederet prestasi, Alda terjun ke dunia akting dan membintangi dua sinetron. Belakangan dunia akting kurang mengangkat nama Alda. Alda balik lagi ke dapur rekaman dan merilis album kedua. Namun tidak seperti album perdana, kaset kedua Alda tidak laku. Sinar Alda mulai meredup. Mundur dari ingar-bingar panggung hiburan, Alda merintis usaha rumah makan dan fashion. Lagi-lagi ia kurang beruntung. Setelah didera beragam masalah sampai gosip tak sedap sebagai simpanan seseorang, Alda makin tidak percaya diri. Alda sempat muncul di media massa, tetapi bukan dengan berita baik. Beberapa kejadian tragis seperti kecelakaan dan overdosis datang dari Alda. Kisah hidup Alda yang pernah digelari wanita terseksi versi sebuah majalah pria itu, akhirnya berujung pada 12 Desember 2006. Ia pergi meninggalkan dunia fana dalam selubung misteri.
    EnamPlus