Liputan6.com, Yogyakarta Piringan hitam kini sudah bukan lagi penghuni gudang. Vinyl, yang dahulu sempat usang, sekarang menjelma menjadi incaran nomor satu para kolektor musik di hampir seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Mulai dari rekaman band-band lawas, hingga band-band masa kini, semuanya terpajang rapi di toko-toko musik. Sebagian band pun, terutama dari kalangan indie, mulai berlomba-lomba membidiknya sebagai salah satu media bermusiknya. Maklum, penjualan CD saat ini sedang lesu.
Advertisement
Namun, meskipun sedang menjadi tren, band punk asal Yogyakarta Endank Soekamti ternyata tak tertarik untuk meluncurkan karyanya dalam bentuk piringan hitam. Hal itu diungkapkan sang vokalis, Erix Soekamti.
"Kalau vinyl nggak ya," jawab sang vokalis, Erix Soekamti saat ngobrol akrab bareng Liputan6.com, belum lama ini.
Erix, yang di waktu lengangnya menjelma menjadi sutradara videoklip, menganggap vinyl kurang sesuai dengan prinsip bandnya yang mengedepankan inovasi dan kreativitas. Lagipula, musik yang dihasilkan Endank Soekamti juga dirasa tidak akan cocok bila didengarkan menggunakan gramaphone.
"Vinyl bukan segmentasi kamtis (sebutan untuk fans Endank Soekamti) dan kami juga nggak pengin asal ikut-ikutan tren," tegasnya.
Endank Soekamti baru saja merilis album lintas genre bertajuk Kolaborasoe. Di album ini, band yang telah merilis enam album tersebut berkolaborasi dengan sejumlah musisi papan atas. Mulai dari Dewa 19, Slank, Coboy Junior, hingga penyanyi campursari Didi Kempot.(Feb/Mer)